REPUBLIKA.CO.ID, Harapan bisa ngopi di Sungai Beras tak terpenuhi. Haji Kamson yang semula memiliki 2.000 pohon kopi, kini hanya memelihara 200 pohon. Itu pun tak terawat dengan baik lantaran ia memilih merawat pinang dan sawit. Kebun kopi di Sungai Beras, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, telah beralih fungsi menjadi kebun sawit dan pinang.
Dari Tanjung Jabung Timur, kami melanjutkan perjalanan ke Tanjung Jabung Barat. Kebun Sumarno di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Betara, menjadi tujuan kami. Di sini, kami bisa minum kopi bersama Sumarno dan istrinya.
‘’Kopi liberika itu tidak pahit, ada manis-manisnya,’’ ujar Sumarno yang menjabat sebagai ketua I Kelompok Tani Sri Utomo Kelurahan Mekarjaya. Bubuk liberika, cangkir, dan termos air panas sudah disiapkan.
Kopi liberika banyak ditanam di Filipina. Di awal abad ke-19, Fillipina merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia. Ketika robusta tak teridentifikasi hingga 1890-an, semua orang yakin setiap biji kopi yang ada adalah arabika. Ternyata keadaan berubah. ‘’Kini Filipina menghasilkan banyak robusta dan liberika yang dikenal dengan nama kapeng barako,’’ tulis Tristan Stephenson di buku The Curious Barista's Guide to Coffee.
Ketika istri Sumarno, Sapura, memperlihatkan mesin sangrai manual di rumah pengolahan kopi, Melda dan kawan-kawan langsung mengerubunginya sambil memegang secangkir kopi liberika. ‘’Menyangrai dan membuat bubuk menjadi bagian ibu-ibu,’’ ujar Sapura.
Ada dua waktu penyangraian yang dipakai. Untuk mendapatkan hasil sangrai arna cokelat gelap, waktu sangrai selama 40 menit. Untuk hasil sangrai cokelat terang, waktu sangrainya selama 15 menit. Ada 40 keluarga yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Utomo, tiga ibu mendapat tugas di bagian menyangrai dan membuat bubuk. ‘’Setelah disangrai, didinginkan, baru kemudian ditumbuk,’’ jelas Sapura.
Menyangrai dan membuat bubuk diserahkan ke ibu-ibu lantaran ini pekerjaan paling ringan dalam proses pembuatan kopi. Petani kopi liberika di Jambi, menanam kopi di lahan gambut. Lahan gambut dibiarkan tiga tahun sebelum ditanami kopi agar gambut menjadi padat terlebih dulu dan keasamannya berkurang. Jika lahan gambutnya tak memadat, panennya tidak bagus.