REPUBLIKA.CO.ID, Wisata safari dan konservasi Afrika terkenal dengan keragaman spesies hewannya baik singa, jerapah dan terutama gajah. Sektor ini pula yang mendatangkan pendapatan besar bagi beberapa negara di benua ini.
Namun, menurut penelitian dari World Wildlife Fund (WWF), Universitas Vermont, dan Universitas Cambridge, sektor wisata Afrika mengalami kerugian hingga 25 juta dolar AS setiap tahunnya akibat perburuan gajah.
Para pemburu membunuh sekitar 20 ribu hingga 30 ribu gajah Afrika dalam satu tahun. Ini menyebabkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang datang ke taman safari dan konservasi Afrika.
“Pemerintah dapat memahami bahwa di beberapa tempat tertentu wisata konservasi sebenarnya memberikan keuntungan bersih dan meningkatkan pendapatan yang nyata untuk Afrika,” kata Brendan Fisher, salah satu penulis penelitian dan ekonom dari Universitas Vermont.
Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode statistik untuk menentukan dan mengukur bagaimana ketertarikan wisatawan terhadap gajah dan berapa banyak uang serta waktu yang mereka sediakan untuk melihat mereka selama perjalanan.
Studi ini menemukan bahwa sejumlah negara yang memiliki populasi gajah berada di kawasan sub-Sahara. Negara-negara tersebut tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan upaya pelestarian ataupun konservasi gajah. Padahal, menurut Fisher, ppemerintah seharusnya bisa mengupayakan itu dan tidak mengabaikan perlindungan keanekaragaman hayati, dilansir dari laman Travel and Leisure.