Jumat 04 Nov 2016 08:57 WIB

Perburuan Gajah Rugikan Turisme Afrika hingga 25 Juta Dolar AS

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Safari gajah merupakan salah satu agenda wisata yang digemari di Afrika.
Foto: EPA
Safari gajah merupakan salah satu agenda wisata yang digemari di Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, Wisata safari dan konservasi Afrika terkenal dengan keragaman spesies hewannya baik singa, jerapah dan terutama gajah. Sektor ini pula yang mendatangkan pendapatan besar bagi beberapa negara di benua ini.   

Namun, menurut penelitian dari World Wildlife Fund (WWF), Universitas Vermont, dan Universitas Cambridge, sektor wisata Afrika mengalami kerugian hingga 25 juta dolar AS setiap tahunnya akibat perburuan gajah.

Para pemburu membunuh sekitar 20 ribu hingga 30 ribu gajah Afrika dalam satu tahun. Ini menyebabkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang datang ke taman safari dan konservasi Afrika.

“Pemerintah dapat memahami bahwa di beberapa tempat tertentu wisata konservasi sebenarnya memberikan keuntungan bersih dan meningkatkan pendapatan yang nyata untuk Afrika,” kata Brendan Fisher, salah satu penulis penelitian dan ekonom dari Universitas Vermont.

Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode statistik untuk menentukan dan mengukur bagaimana ketertarikan wisatawan terhadap gajah dan berapa banyak uang serta waktu yang mereka sediakan untuk melihat mereka selama perjalanan.

Studi ini menemukan bahwa sejumlah negara yang memiliki populasi gajah berada di kawasan sub-Sahara. Negara-negara tersebut tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan upaya pelestarian ataupun konservasi gajah. Padahal, menurut Fisher, ppemerintah seharusnya bisa mengupayakan itu dan tidak mengabaikan perlindungan keanekaragaman hayati, dilansir dari laman Travel and Leisure.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement