Rabu 26 Oct 2016 22:07 WIB

Remaja Pengguna Internet Perlu Pendekatan Berbeda

Akses internet.org di Kampung Cyber, Yogyakarta
Foto: antaranews
Akses internet.org di Kampung Cyber, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei mengenai Growing Up Online-Connected Kids menunjukkan remaja laki-laki dan perempuan berusia delapan-16 tahun berperilaku sangat berbeda di internet sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda untuk menjaga mereka agar tetap aman saat menggunakan internet.

Keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (26/10), survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab bersama icon Kids&youth tersebut menunjukkan remaja perempuan lebih gemar menggunakan telepon pintar, sedangkan remaja laki-laki cenderung bermain komputer dan game konsol.

Laki-laki pada umumnya lebih mungkin mengalami kecanduan game komputer, terlihat dari tingginya aktivitas daring sehari-hari, sementara perempuan senang berkomunikasi lewat jejaring sosial dan pesan singkat.

Dipengaruhi cara mereka dalam bersosialisasi, perempuan cenderung memilih anggota keluarga atau teman-teman sebagai sumber informasi, sedangkan laki-laki lebih mengandalkan internet untuk mencari berita.

Head of Consumer Business di Kaspersky Lab Andrei Mochola menyatakan berdasarkan survei, remaja laki-laki kurang terlindungi di internet dibanding perempuan karena mereka membagikan banyak informasi pribadi di situs jejaring sosial dan berpura-pura berusia lebih tua dari yang sebenarnya.

Remaja lelaki juga cenderung mencoba untuk melepaskan fitur "parental controls" terhadap perangkat mereka dan menyembunyikan informasi mengenai aktivitas daringnya dari orangtua.

Menurut pengakuan mereka, remaja laki-laki dibandingkan perempuan lebih mungkin mengakses konten yang tidak pantas untuk remaja seusianya dan menyembunyikannya. "Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak remaja laki-laki harus lebih ketat dalam memperhatikan aktivitas daring anak mereka," ujar dia.

Ada pun ibu dan ayah dari remaja perempuan harus lebih memperhatikan dengan siapa putri mereka berkomunikasi secara daring karena terdapat akun di jejaring sosial yang memiliki motif tersembunyi untuk menggaet kepercayaan remaja perempuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement