Jumat 14 Oct 2016 16:09 WIB

Restoran Indonesia Pertama akan Segera Hadir di Rusia

Rep: neni ridarineni / Red: Winda Destiana Putri
Satai kambing dan satai balado udang, salah satu kuliner khas Indonesia.
Foto: Republika/Darmawan
Satai kambing dan satai balado udang, salah satu kuliner khas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat Festival Indonesia 2016 di Rusia baru-baru ini, masyarakat setempat ternyata menyukai produk makanan dari Indonesia. Oleh karena itu, tahun ini rencananya akan segera dibuka restoran Indonesia pertama di Rusia.

"Makanan yang dijual oleh ibu-ibu Kedutaan Indonesia di Rusia saat festival Indonesia dalam waktu tiga jam habis. Padahal makanan tersebut disiapkan untuk satu setengah hari. Mereka menyukai nasi goreng dan sate. Bahkan meskipun tinggal kerupuk, mereka makan nasi hanya dengan kerupuk. Hal ini menunjukkan bahwa produk makanan Indonesia apapun laku di Rusia," kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia M. Wahid Supriyadi pada wartawan usia melakukan audiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (14/10). 

Menurut dia, sudah ada empat pengusaha kuliner yang berminat membuka restoran di Rusia, tetapi dalam waktu dekat yang sudah mempunyai komitmen dan cukup serius adalah pemilik restoran Padang. Manajer restoran tersebut sudah datang ke Rusia.

"Ketika pengusaha Rusia datang ke Indonesia dan ada yang baru pertama kali datang, saya bawa ke restoran Padang, mereka sangat senang dengan makanan Padang," ungkap dia.

Rencananya, kata Wahid, pihaknya akan mengakuisisi lahan seluas 330 meter persegi di food city, yang merupakan pusat grosir untuk poduk makanan yang mensuplai makanan untuk seluruh Rusia dan negara bekas Soviet. Di situ akan dipajang produk makanan Indonesia.

Di bagian lain Wahid mengatakan pertemuannya dengan Sultan HB X untuk melaporkan tentang Festival Indonesia 2016 yang berhasil menarik 68 ribu pengunjung. Khusus untuk Yogyakarta disediakan dua stand yakni pertama khusus batik dan kedua untuk produk UKM.

Masyarakat Rusia sangat menghargai budaya Yogyakarta. Batik di stand tersebut semuanya habis terjual. Masyarakat Rusia juga tertarik dengan wayang. "Ketika wayang kami tampilkan selama 40 menit saat penutupan festival, tak ada yang beranjak dari kursinya," ungkap dia.

Karena itu rencananya tahun depan yakni 4-6 Agustus 2017 pihaknya juga akan menyelenggarakan lagi Festival Indonesia. "Kami minta dari Yogyakata mengirim tim budayanya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement