Rabu 12 Oct 2016 15:39 WIB

Korea Ubah Pulau Sampah Jadi Taman Ekologi Lewat Budaya

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pulau Nanjido di Korea Utara jadi taman ekologi budaya.
Foto: Visitkorea
Pulau Nanjido di Korea Utara jadi taman ekologi budaya.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Budaya bisa menjadi salah satu instrumen pembangunan. Korea Selatan membangun Pulau Nanjido yang sekitar 1978 sebagai pusat pembuangan sampah di ujung Sungai Han menjadi sebuah taman ekologi.

Transformasi Nanjido menjadi taman ekologi sekaligus taman budaya tak lepas dari proyek-proyek berbau budaya yang dirintis pemerintah dan investor sejak 1999. Presiden dan CEO MBC Korea, Ahn Kwang Han mengatakan pemerintah Korea Selatan mulai menyalurkan dana habis-habisan untuk mengubah tumpukan sampah di Nanjido menjadi ruang hijau, taman, dan salah satu pusat wisata budaya di Korea Selatan.

Perubahan Nanjido membuktikan kepada dunia bahwa daerah yang disebut 'kota mati' sekalipun bisa bernilai tinggi karena pengembangan budaya. Proyek hijau di Nanjido mendapat sorotan dunia internasional. Lebih dari tiga ribu pejabat dari berbagai negara di dunia melakukan studi banding ke sini.

"Sekadar membangun taman ekologi saja di Nanjido ternyata belum cukup menarik perhatian pengunjung. Pemerintah akhirnya membangun World Cup Stadium di dekatnya dan kami (MBC) membangun Digital Media City (DMC) di Distrik Sangam," kata Ahn dalam Forum Kebudayaan Dunia (WCF) 2016 di Nusa Dua, Rabu (12/10).

Distrik Sangam, kata Ahn masih cukup jauh dari pusat kota. MBC akhirnya mengembangkan sejumlah atraksi wisata yang bisa menjadikan DMC menjadi destinasi wisata populer. Caranya dengan menjadikan DMC sebagai tempat ramah pengunjung, menyusun konten-konten siaran menarik, serta menggelar berbagai acara, khususnya festival dan show di musim gugur.

Pada DMC dibangun Sangam Culture Plaza yang bisa menampung hingga empat ribu pengunjung. Plaza ini sering dijadikan lokasi konser dan berbagai acara musik K-pop. Ahn mencatat wisatawan terbanyak yang berkunjung ke sini adalah Cina, Jepang, dan Brasil.

"Festival DMC misalnya berhasil meningkatkan jumlah pengunjung hingga 50 persen hanya dalam waktu setahun, yaitu 298.752 pengunjung pada 2015 menjadi 400 ribu pengunjung pada hingga saat ini," katanya.

Jumlah penonton yang menyaksikan festival ini secara online meningkat dari 66,395 juta pengguna (users) menjadi 149,6 juta pengguna. Festival DMC bertujuan memperkenalkan budaya Korea, sekaligus menjadi ajang tukar menukar informasi kebudayaan.

Ahn mengakui pergeseran nilai-nilai budaya oleh generasi muda juga terjadi di Korea Selatan. Oleh sebabnya acara-acara yang menonjolkan kebudayaan perlu mendapat perhatian khusus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement