REPUBLIKA.CO.ID, India tidak hanya terkenal akan budayanya yang beragam tapi juga barang atau bangunan bersejarah lainnya. Seperti halnya Jal Mahal yang berada di Ibu Kota Jaipur, Rajasthan, India. Berbeda pada umumnya sebuah istana, Jal Mahal justru berbentuk unik karena berada di tengah-tengah danau buatan. Istana marmer yang didirikan oleh Maharaja Madho Singh pada abad 18 ini tampak tenggelam di antara danau tersebut. Karena hal inilah, Jal Mahal pun sering dikenal sebagai ‘Istana Air’.
Seperti dilansir laman Amusing Planet, Kamis (29/9), istana tersebut awalnya menjadi tempat untuk pesta berburu bebek oleh Maharaja Madho Singh. Kemudian bangunan tersebut diperluas dengan menambahkan halaman pada masa Madho Singh II. Bangunan bersejarah ini sempat terbengkalai hingga akhirnya direnovasi pada 2000-an.
Struktur Jal Mahal sebenarnya masih diragukan apakah benar istana atau bukan. Bangunan itu tidak persis layaknya istana yang memiliki ruang huni yang pantas. Jal Mahal hanya memiliki teras di mana Maharaja mengisi waktu luangnya untuk berjalan-jalan santai.
Jal Mahal terdiri dari lima lantai yang di antaranya hampir tenggelam ke dalam air danau. Dari lima lantai, hanya satu lantai di atas yang tidak tenggelam. Meski demikian, masih terdapat lorong-lorong dan ruang besar di lantai pertama yang anggun dengan dihiasi lukisan indah.
(baca: Jepang Buat Kereta Rasa Hotel Mewah)
Di teras istana, ada sebuah taman dengan ayat-ayat yang ditulis secara melengkung. Di setiap sudut istana terdapat menara semi-segi delapan dengan kubah elegan. Sementara di tengah-tengah teras, terdapat paviliun persegi panjang bergaya Bengal yang biasa disebut Chhatri.
Arsitektur Jal Mahal pada umumnya perpaduan antara Rajput dan Mughal. Seperti diketahui, arsitektur Rajput lebih ke aspek kehinduan sedangkan Mughal dipengaruhi oleh aristektur Islam dan Persia.
Jal Mahal berdiri di danau buatan, Man Sagar pada 1610. Pada awalnya, danau ini diperuntukkan penduduk sekitar yang memerlukan air untuk minum dan irigasi. Namun pada abad terakhir, danau menjadi lokasi pembuangan limbah yang tidak diolah. Air kotor dan bau pun menjadi penyebab pengunjung enggan mendekati monumen indah tersebut.
Pada 2004, sebuah perusahaan swasta mengambil alih seluruh wilayah danau termasuk Jal Mahal. Tujuannya, untuk mengubahnya menjadi sebuah resor dan tempat wisata. Selama dekade terakhir, perusahaan sibuk membersihkan danau dan memulihkan istana. Hasilnya pun positif seperti kualitas air yang semakin meningkat. Hingga saat ini, Jal Mahal masih belum terbuka untuk wisatawan. Anda hanya dapat menikmati pemandangan istana dengan berperahu di danau.