REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kawasan wisata cagar budaya megalitikum di Lembah Besoa Kabupaten Poso membutuhkan akses jalan dan infrastruktur lain sebagai penunjang pengenmbangan wisata di daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah Siti Norma Mardjanu di Palu, Jumat, mengakui bahwa infastruktur berupa akses transportasi menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata.
"Iya, banyak kendala yang kami alami dalam pengembangan wisata, padahal banyak objek-objek wisata potensial ada di daerah kita," ungkap Norma.
Norma mengatakan pemerintah Sulawesi Tengah perlu membangun jalan yang layak menuju Lembah Besoa Kecamatan Lore Tengah karena jalan menuju lembah tersebut saat ini kondisinya tidak memungkinkan.
Selain jalan, kata dia, pemerintah perlu mengupayakan ketersediaan energi listrik yang memadai, seiring dengan kawasan Lembah Besoa masuk sebagai rencana strategis pariwisata.
Tidak hanya itu, pengembangan kawasan wisata Lembah Besoa perlu didukung dengan ketersediaan sarana komunikasi dan informatika.
"Untuk kawasan wisata Besoa, kita butuh ketersediaan jalan sebagai akses transportasi. Kemudian, ketersediaan telekomunikasi dan energi listrik," sebutnya.
Dia mengutarakan di Lembah Besoa terdapat berbagai situs megalitikum antara lain Patung Tadulako serta berbagai patung lainnya di Pokekea.
Karena itu Lembah Besoa dengan segala macam patung yang usianya telah mencapai jutaan tahun ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai pusat penelitian cagar budaya Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2007.
"Patung-patung megalitikum yang usianya jutaan tahun di Indonesia adanya di Lembah Besoa, Sulawesi Tengah. Ini merupakan salah satu magnet untuk menarik simpati wisatawan mancanegara," urainya.