Jumat 16 Sep 2016 13:10 WIB

Belajar Hidup Semurah Mungkin

Mengatur keuangan dan pola pikir sangat penting bagi kehidupan.
Foto: flickr
Perencanaan keuangan

Berikut 6 tips agar bisa mengendalikan gaya hidup keuangan dan sifat boros Anda:

Hiduplah di bawah kemampuan penghasilan kita

Jika Anda memiliki penghasilan tiap bulan Rp Rp 3 juta maka Anda tidak boleh melakukan pengeluaran melebihi angka Rp 3 juta tersebut. Biasanya untuk kebanyakan karyawan ataupun pengusaha, kartu kredit merupakan solusi cespleng ketika kita defisit, padahal di sanalah jebakannya.

Ketika Anda tidak punya uang atau rencana keuangan bulanan Anda sudah melebihi budget yang dianggarkan, maka keinginan untuk utang konsumtif lewat kartu kredit terjadi.

Kenapa bisa terjadi?

Karena ada klausul minimum payment (pembayaran minimum) dari kartu kredit tersebut yang membuat Anda merasa bisa melunasinya.  Padahal membayar pembayaran minimum secara terus menerus akan mengakumulasi sehingga nantinya Anda tidak bisa lagi melunasi tagihan-tagihan dari utang Anda dan Anda akan hidup selamanya dengan utang konsumtif tersebut.

Berhentilah untuk gali lubang tutup lubang dikarenakan utang yang menumpuk akibat dari gaya hidup dan sifat boros Anda.

Rencanakan penggunaan uang Anda, baik untuk masa sekarang maupun masa depan

Gagal membuat rencana keuangan, berarti merencanakan kegagalan, adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar dan kita baca. Kejadian keuangan hari ini (dalam teori akuntansi bisa dilihat dalam balance sheet atau neraca keuangan) merupakan kejadian dari masa lalu yang kita lakukan.  Kejadian masa depan keuangan kita, merupakan konsekuensi dari kejadian keuangan masa sekarang.

Artinya buah dari sebuah pohon keuangan, tidak tiba-tiba menjadi BUAH, tetapi melalui proses panjang dimulai dari mencari lahan yang cocok, mencari benih pohon tersebut, menyiram dan menjaganya hingga menghasilkan buah.

Begitupun dengan kondisi keuangan Anda hari ini atau masa depan, buatlah sebuah perencanaan keuangan yang matang, minimal seperti kita membuat sebuah kurva XY, dimana sumbu X=Pendapatan/Gaji dan Sumbu Y=Waktu, lalu kita tarik resultannya sehingga antara waktu dan pendapatan alias mimpi keuangan masa depan kita bisa seiring berjalan. Jikapun tidak, minimal Anda tahu harus bagaimana mengantisipasinya.

Utang jelek adalah perbudakan (bad debt is slavery)

Kenapa kita harus berutang? Selain memang sebuah kebutuhan, orang berutang karena utang dianggap lumrah dan tidak masalah.  Kartu kredit misalnya, memang disiapkan untuk seseorang yang senang diperlakukan seperti raja ketika dia menandatangani dan mau diperlakukan seperti pencuri ketika dia kesulitan membayar.

Utang adalah janji yang wajib dilunasi dan utang adalah beban, apalagi jika berutang konsumtif.

Maka bijaksanalah dalam berutang, seperti bank yang mensyaratkan ada sebuah kolateral atau jaminan. Artinya ketika Anda tidak siap atau tidak ada jaminan yang bisa melunasi utang Anda seperti aset fisik misalnya, sebaiknya pikir-pikir kembali.

Boleh berutang ketika Anda bisa disiplin dan siap dengan segala konsekuensinya, misal dikejar-kejar debt collector.

Kaya benaran berbeda dengan kelihatan kaya

Siklus keuangan keluarga, tidak hanya dilihat ketika masih jaya-jayanya, tetapi lihat juga di akhirnya. Seorang Michael Jackson misalnya, ketika masa jaya-jayanya punya banyak harta dan uang yang melimpah, tetapi begitu di akhir hayatnya, beliau meninggalkan banyak utang.

Apakah hal itu yang ingin Anda dapatkan! Jadi mengikuti gaya hidup orang lain dan menjadikan orang lain/idola sebagai trendsetter serta merasa perlu dan selalu mengikuti apa yang dilakukannya adalah hal keliru.

Seorang artis atau bintang film, ingin produk yang mereka buat sendiri atau mereka endorsement produk orang lain agar LAKU terjual, Konsekuensinya adalah kontrak kerjanya diperpanjang dan mereka mendapatkan uang yang banyak, sementara konsumen seperti kita membeli sebuah gaya hidup yang sebenarnya tidak dibutuhkan, karena esensinya adalah kebutuhan hidup. Jadilah diri Anda sendiri (be your self and learn to say ‘NO’ to yourself and others).

Membayar kebutuhan masa depan di hari ini

Apa beda simpanan, tabungan dan Investasi? Simpanan buat operasional kita sehari-hari, tabungan adalah menyisihkan sebagian uang atau aset kita untuk masa depan sementara Investasi adalah menyisihkan sebagian uang atau aset kita untuk masa depan dan bertumbuh.

Dari horizon waktu, simpanan untuk 1 bulan alias jangka sangat pendek, sementara menabung untuk jangka pendek dan Investasi untuk jangka menengah dan jangka panjang.

Kita harus mengontrol diri, keuangan, hidup dan keputusan-keputusan kita secara disiplin.  Karena dengan disiplin itulah yang akan menentukan hasil dan masa depan keuangan kita.

Cara meminimalkan risiko pendapatan dengan mendiversifikasi pendapatan

Di dalam kaidah WealthFlow 19 ada istilah 1 outcome 9 income, artinya 1 pengeluaran dan 9 pendapatan. 9 disini berarti banyak, tidak harus 9 secara eksakta, tetapi bisa lebih.

Dengan banyaknya revenue stream kita, maka semakin sedikit risiko yang kita akan hadapi.

Misalnya seorang karyawan dengan 1 outcome dan 1 income, begitu di PHK berhenti pula pemasukannya, sementara biaya hidup terus berjalan.

Memang ada proteksi dan dana darurat, tetapi itu hanya bersifat sementara, karena sebenarnya Anda butuh income rutin, apakah bersifat aktif, masif atau pasif. Dengan adanya banyak income, secara tidak langsung Anda sudah memiliki standar pengaturan risk management sendiri.

Menanam dahulu menuai kemudian, seperti buah pohon tadi, ada harga yang harus Anda bayar.

Menanam harganya adalah butuh proses, butuh waktu, butuh hal-hal yang akan membuatnya bertumbuh dengan baik, butuh panas, kelembapan, air dan lainnya. Tetapi jika sudah jadi akan menjadi pohon uang sendiri.

 

Selamat menjalankan hidup semurah mungkin!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement