Kamis 01 Sep 2016 10:57 WIB

Branding Pariwisata Lombok dan Sumbawa akan Dibuat Terpisah

Peserta karnaval budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti parade saat promosi budaya dan pariwisata Lombok Sumbawa di car free day Jalan Thamrin, Jakarta, Ahad (17/7).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Peserta karnaval budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti parade saat promosi budaya dan pariwisata Lombok Sumbawa di car free day Jalan Thamrin, Jakarta, Ahad (17/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menerapkan branding yang berbeda antara Lombok dan Sumbawa. Hal ini agar masing-masing karakter dan keunikan dapat ditonjolkan dalam rangka memperkuat pariwisata.

"Kita akan memberlakukan branding baru untuk Lombok, tidak lagi menyatukan Lombok dan Sumbawa dalam satu branding. Karena tiga pulau dengan masing-masing suku berbeda secara psikologis. Maka kita bedakan brand antara Lombok dan Sumbawa," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsin NTB, Lalu Mohamad Faizal dalam dalam "Sosialisasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara pada Media Nasional" beberapa waktu lalu.

Lalu menjelaskan, kemajuan pariwisata di Lombok dan Sumbawa tidak akan bisa jalan bersama-sama. Diakui pihaknya, tiga syarat utama dalam pariwisata di Sumbawa masih tertinggal dibanding Lombok. Yakni atraksi, amenitas dan aksesibilitas.

"Walaupun pada praktiknya nanti, baik Lombok dan Sumbawa akan saling menopang," ujar Lalu.

Untuk Lombok, jelas Lalu, pihaknya menerapkan branding "Friendly Lombok". Yang artinya Lombok akan benar-benar menjadi destinasi yang ramah bagi wisatawan. Terutama para traveler halal yang sudah menjadi branding kuat Lombok. Seperti diketahui Lombok sebelumnya dinobatkan sebagai "Best Halal Destination".

"Jadi ini kita desain sebagai bagian dari halal tourism. Jualan kita berikutnya adalah Friendly Lombok. Jadi orang Lombok nggak boleh nggak senyum. Maka kita wajib untuk sampaikan pesan dengan senyum terhadap siapa saja yang hadir di Lombok. Kita bisa komitmen dengan ini," kata Lalu dalam pernyataanya.

Sementara untuk Sumbawa, hingga saat ini Lalu menjelaskan pihaknya masih melakukan rapat untuk menentukan branding yang tepat. Ia menargetkan branding untuk Sumbawa akan ditetapkan dalam waktu dekat.

Lalu optimistis strategi penerapan branding tepat. Masyarakat pun dikatakanya sangat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata.

"Masyarakat tidak ada resistensi. Tahun ini saja kita memberikan pelatihan terhadap 100 pemandu wisata halal yang diambil dari pesantren-pesantren yang ada di NTB," kata dia.

Selain itu, dalam waktu dekat pihaknya juga mempersiapkan pemandu wisata khusus Cina menyusul meningkatkan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement