REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Candi Prambanan dan Borobudur masih menjadi primadona bagi wisatawan lokal maupun internasional. Namun sayangnya, masih banyak ditemukan ketidakdisiplinan yang dilakukan para pengunjung.
“Banyak yang tidak disiplin. Disuruh antre malah enggak, diminta buang sampah di tempatnya malah sembarangan terus malah ada yang pipis (kencing) di situ (sekitar candi),” ujar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramly di Gedung A, Kemendikbud, Selasa (30/8).
Kesadaran masyarakat untuk menjaga warisan budaya dunia ini nampaknya belum menguat.Nadjamuddin tak menyangkal akan selalu ada satu atau dua pengunjung nakal. Bahkan, terdapat pihak yang syuting tanpa izin di Candi Borobudur.
Aksinya pun sangat berbahaya bagi keberlangsungan candi tersebut. Padahal di sejumlah titik stupa terdapat keterangan pelarangan merusak termasuk menginjak stupa ini. “Jadinya mereka semakin dilarang, malah semakin penasaran,” tegas dia.
Agar tidak terjadi pengrusakan, Nadjamuddin mengungkapkan sejumlah saran terutama untuk kalangan pelajar. Dia yakin ini tidak akan terjadi selama peserta didik diberitahu tahapan mengunjungi warisan budaya. Dalam hal ini termasuk para pembimbing (guru) yang diharapkan memiliki panduan tersebut.
Kemendikbud pun berencana memasang Closed Circuit Television (CCTV) di seluruh titik candi. Dia mengungkapkan pemasangan ini perlu diterapkan karena tak mencukupinya jumlah satuan pengamanan. Harapannya, para pengunjung yang melakukan pengrusakan dan hal negatif lainnya bisa tertangkap dan mendapatkan sanksi.