Selasa 30 Aug 2016 08:10 WIB

Yuk, Pahami Tahapan Ritual Seren Taun Kasepuhan Cisungsang

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Warga mengikuti prosesi upacara Seren Taun di Kesepuhan Cisungsang, Lebak, Banten, Ahad (28/8). Tradisi adat seren taun yang merupakan warisan budaya kesatuan adat Banten kidul atas melimpahnya hasil panen.
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengikuti prosesi upacara Seren Taun di Kesepuhan Cisungsang, Lebak, Banten, Ahad (28/8). Tradisi adat seren taun yang merupakan warisan budaya kesatuan adat Banten kidul atas melimpahnya hasil panen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Kasepuhan Cisungsang di Kabupaten Lebak, Banten, telah menggelar upacara adat Seren Taun selama sepekan (22/8-29/8). Namun, tidak seluruh tahapan dan prosesi ritualnya terbuka untuk masyarakat umum.

"Ada lima tahapan ritual mulai dari nibakeun sri ka bumi, ngamitkeun sri ti bumi, salametan rasul pari ti leuit, serah taun, dan cacah jiwa," ungkap Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang, Abah Usep Suyatma Sr.

Tahap pertama ialah nibakeun sri ka bumi yang secara harfiah berarti menurunkan padi ke tanah. Masing-masing ketua kelompok masyarakat adat (rendangan) menyiapkan sejumlah padi dalam bentuk ikatan-ikatan (pocong) untuk dipersiapkan penempatannya di lumbung (leuit) kasepuhan.

Selanjutnya, rangkaian ngamitkeun sri ti bumi dilakukan dengan menghimpun padi hasil panen dari seluruh Kasepuhan Cisungsang. Tahap ketiga yakni salametan rasul pari ti leuit dilakukan dengan mengatur kembali padi yang sudah ada di lumbung sebelum menerima padi baru.

Tahapan keempat adalah serah taun atau seren taun yang merupakan inti dari ritual syukuran panen. Dalam kegiatan ini, hasil padi diserahkan kepada kasepuhan serta pembacaan syukur kepada Tuhan atas keberlimpahan sebelum tahapan terakhir yaitu cacah jiwa dilakukan.

Ketua Panitia Seren Taun 2016 Heri Suherna menjelaskan, seren taun yang dibuka untuk umum terdiri atas beberapa rangkaian acara dan beragam hiburan. Setelah melangsungkan rasul pari ti leuit, seren taun dibuka dengan pembukaan alias bubuka dan pembacaan pantun tradisional berisi syair dan dongeng masa lampau.

"Masyarakat adat juga melakukan balik taun rendangan, yaitu setiap setahun sekali pulang ke rendangan masing-masing untuk bersilaturahmi dan meminta doa kepada keluarga yang lebih tua," ungkap Heri yang merupakan keturunan anak cucu alias incu-putu dari pemuka adat.

Selain rangkaian acara tersebut, dilakukan pula ngareremokeun atau pesta padi dan panadaran atau pengajian. Panutup alias penutupan keseluruhan seren taun berlangsung Senin (29/8) dan hanya berlangsung antara pemuka adat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement