Sabtu 27 Aug 2016 18:17 WIB

Tarian Kobro Siswo Pikat Wisatawan Borobudur

  Sejumlah wisatawan asal Jepang duduk di lantai satu Candi Borobudur, Magelang, Jateng
Foto: Antara
Sejumlah wisatawan asal Jepang duduk di lantai satu Candi Borobudur, Magelang, Jateng

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pentas tarian tradisional 'Kobro Siswo' oleh Grup Laskar Mudo Dusun Pasanggrahan, Desa Tirto, Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memikat para wisatawan baik mancanegara maupun Nusantara yang sedang berkunjung ke Candi Borobudur, Sabtu (27/8). Dalam beberapa sesi, mereka yang berjumlah 22 penari dengan sekitar 10 penabuh musik tradisional dan penembang lagu-lagu pengiring tarian tersebut, menyuguhkan tarian itu di Zona II Taman Wisata Candi Borobudur, dekat Museum Kapal Samudraraksa dan Museum Karmawibangga Borobudur.

Para wisatawan yang baru saja turun dari Zona I Candi Borobudur dan hendak ke luar kompleks TWCB terlihat singgah untuk menyaksikan dengan gembira sajian tarian dari grup yang dipimpin Riyanto tersebut. Bahkan, sejumlah wisman tampak secara spontan turut menari selama beberapa saat, bersama para penari Kobro Siswo yang berkesempatan pentas di tempat tersebut berkat kerja sama Komunitas Warung Info Jagad Cleguk Borobudur dan pengelola TWCB.

Para wisatawan lainnya memanfaatkan pementasan tersebut untuk berswafoto dengan latar belakang para penari yang menyuguhkan tarian tradisional dengan musik pengiring. Antara lain, tabuhan jedor, kendang, dan sejumlah bende.

Penasihat Grup Laskar Mudo Dusun Pasanggrahan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Kabul Asrori, mengatakan ini pertama kali kelompok keseniannya melakukan pementasan di Candi Borobudur. Biasanya mereka pentas di berbagai desa di sekitarnya.

Kelompok yang beranggota para pemuda dusun tersebut hingga saat ini juga melestarikan kesenian tradisional lainnya. Seperti tarian Kuntulan, musik Rebana, dan musik Maulud Jowo.

Ia menjelaskan bahwa kelompoknya telah mengembangkan gerakan tarian Kobro Siswo menjadi sekitar 20 formasi gerakan. Setiap gerakan diiringi tembang-tembang yang pesannya, antara lain, tentang cinta Tanah Air, penghormatan terhadap pemimpin bangsa, nilai-nilai keagamaan, semangat gotong royong, kerja keras sebagai petani, toleransi, dan perdamaian. "Satu formasi satu tembang, baik bahasa Jawa maupun Indonesia," katanya saat jeda pertama pementasan mereka.

Pimpinan Komunitas WIJC Borobudur Sucoro mengatakan bahwa pihaknya selama beberapa tahun terakhir bekerja sama dengan pengelola TWCB memberikan kesempatan kepada berbagai kelompok kesenian tradisional dari desa-desa di Kabupaten Magelang untuk melakukan pementasan kesenian di Candi Borobudur setiap Sabtu akhir pekan.

"Selain untuk menggugah semangat kelompok-kelompok itu melestarikan kesenian tradisional, juga menjadi atraksi wisata Candi Borobudur," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement