Jumat 26 Aug 2016 08:23 WIB

Menikmati Wisata Edukasi Cokelat Pasir Merapi

Sejumlah wisatawan menikmati perjalanan mereka dengan menggunakan mobil jip pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta, Kamis (12/11).   (Antara/Saptono)
Sejumlah wisatawan menikmati perjalanan mereka dengan menggunakan mobil jip pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta, Kamis (12/11). (Antara/Saptono)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok studi Klinik Agromina Bahari Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) berhasil mengembangkan wisata edukasi cokelat pasir Merapi. Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Dusun Tanen, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman itu dinamai dengan Edu Agro Tourism of COCOA (EAT COCOA Merapi).

Ketua penggagas Eat COCOA Merapi, Abdul Malik menyampaikan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Dusun Tanen telah dilakukan sejak tahun 2013. Bersama dengan lima rekannya, Endri Geovani, Hendri Yudha Winanto, Deni Muslifah, Siti Muawanah, dan Restiana Ruly, Abdul merancang agrowisata tanaman cokelat, mulai  kegiatan berkebun hingga proses pengolahan. 

Konsep pemberdayaan masyarakat ini pun sempat menjuarai Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia di IPB 2013. “Tujuan pengembangan agrowisata ini untuk meningkatkan perekomonian masyarakat petani dalam upaya menyukseskan program pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga desa sekitarnya,” papar Abdul, Kamis (25/8).

Ia menuturkan, saat ini di Dusun Tanen telah dikembangkan tanaman kakao seluas 9,9 ha. Adapun kegiatan perkebunan kakao yang dilakukan antara lain konservasi lingkungan, pembibitan kakao, pengendalian hama penyakit terpadu, pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair organik, serta fermentasi biji kakao. 

EAT COCOA Merapi ini berhasil mendapatkan Hibah Bina Desa dari DIKTI yang kemudian digunakan untuk menunjang segala kebutuhan terkait realisasi Desa Wisata Pertanian Kakao Organik. Setelah melakukan berbagai pengembangan kegiatan, saat ini EAT COCOA Merapi siap menjadi destinasi wisata pertanian cokelat di kawasan Lereng Merapi. 

“Selain buah kakao yang ukurannya besar, daya tarik Dusun Tanen terletak pada hasil produk olahan cokelat yang khas. Teksturnya menyerupai pasir Gunung Merapi, salah satunya jadhah cokelat dengan beragam variasi menu,” tutur Abdul. 

Selain bisa menikmati uniknya cokelat pasir Merapi, pengunjung juga bisa mencicipi cokelat langsung dari kebun. Pengunjung juga dapat mengolah cokelat sendiri. Abdul mengemukakan, selain berwisata cokelat, pengunjung bisa mempelajari kesenian tari, karawitan, batik, dan tata rias. 

"Selain itu pengunjung juga dapat bermain bersama anak-anak desa dan belajar membuat permainan khas ala desa dengan bahan yang diambil dari alam atau lingkungan sekitar," tutur Abdul.  Dusun Tanen EAT COCOA juga menyediakan fasilitas penginapan di rumah-rumah warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement