Rabu 24 Aug 2016 10:57 WIB

TMP Kusuma Bhakti Solo Dilirik Jadi Objek Wisata

Taman Makam Pahlawan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Taman Makam Pahlawan

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti Solo dilirik untuk dijadikan objek wisata baru. Alasannya karena kini semakin banyak orang yang berwisata ziarah ke TMP itu dalam waktu-waktu tertentu.

"Pemerintah Kota Surakarta dalam menunjang pengembangan objek wisata merencanakan akan memperbaiki TMP dalam beberapa titik," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Rabu (24/8).

Ia mengatakan untuk menjadikan TMP sebagai objek wisata perlu dilakukan perbaikan di beberapa titik. Namun selama ini anggaran dari Pemkot untuk melakukan perbaikan terbatas. Untuk itu, Pemkot mengajukan ke Kementerian Sosial (Kemensos).

"Kami sudah ajukan ke Kemensos untuk perbaikannya karena pos anggarannya di sana. Saat ini kami tinggal menunggu hasilnya saja," kata FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy.

Ia mengatakan usulan pembuatan tempat wisata ini karena saat ini kunjungan masyarakat ke TMP Kusuma Bhakti tiap tahunnya meningkat. Nantinya TMP bisa disulap menjadi lokasi wisata sejarah. "Bukan hanya untuk warga Solo, namun warga dari berbagai kota lainnya bisa berziarah di TMP Kusuma Bhakti," katanya.

Dia mengatakan perbaikan yang perlu dilakukan di antaranya penerangan, tempat duduk atau tempat beristirahat pengunjung, juga informasi penunjang untuk melengkapi pengetahuan pengunjung tentang TMP. Dia mengatakan nantinya TMP di Solo sesuai dengan karakter Kota Solo sendiri. "Kalau TMP Kalibata kan identik dengan Jakarta," katanya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Surakarta Sumartono Kardjo menyatakan akan cukup menarik bila TMP Kusuma Bhakti dijadikan ikon wisata. Ia mengatakan dalam beberapa waktu terakhir permohonan untuk berkunjung ke TMP semakin meningkat. Tahun lalu hanya ada sekitar 50 pemohon, sedangkan di tahun ini pemohon meningkat dua kali lipat.

"Kalau jumlah orang yang berkunjung tentunya ribuan. Selama ini yang kami data adalah jumlah permohonannya dan setiap permohonan bisa puluhan atau bahkan ratusan orang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement