Ahad 21 Aug 2016 16:29 WIB

Pedagang Online Perlu Waspadai 5 Modus Penipuan Pembeli

Belanja online
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Belanja online

REPUBLIKA.CO.ID, Pernah kena tipu karena bisnis e-commerce? Bagaimana perasaan yang timbul setelah ditipu? Pasti dongkol, kecewa, sedih dan marah semuanya campur menjadi satu. Sikap hati-hati sangat diperlukan dalam bertransaksi daring. Pembeli maupun penjual pernah menjadi korban maupun tersangka dalam kasus penipuan ini.

Beberapa contoh penipuan daring, antara lain:

A.    Munculnya struk palsu

Pembeli diwajibkan untuk mentransfer uang terlebih dahulu, sebelum barang akan dikirim. Bukti transfer berupa foto struk atau screenshoot dari E-Banking (Internet Banking). Beberapa ciri struk palsu:

•    Warna dan tulisan yang terdapat dalam struk berbeda-beda.

•    Foto kertas struk penuh, tangan pemegang foto atau lantai di bawahnya tak terlihat.

Cara supaya penjual tak tertipu adalah dengan mengecek langsung rekening ketika si pembeli berkata bahwa uang sudah ditransfer. Apabila uang belum ditransfer, ada baiknya jangan mengirim barang yang dipesan. Bisa saja itu hanya akal-akalan dari penipuan yang dilakukan pembeli daring.

B.    Test Driver Kabur

Tak jarang penipu daring membidik penjual yang pasang iklan kendaraannya di situs-situs jual beli karena mudah menemukannya. Modusnya, penipu mengatakan berminat akan membeli kendaraan yang dijual tetapi menginginkan test drive terlebih dahulu. Cara aman yang dapat dilakukan penjual adalah dengan cara penjual ikut ketika pembeli melakukan test drive. Yang terpenting adalah tetap waspada.

C.    Mengaku sudah transfer sewaktu COD

Penipuan yang satu ini biasanya dilakukan pembeli telah berpengalaman menipu. Modus awalnya ketika pembeli menawar barang lewat daring lalu meminta COD (cash on delivery) alias bayar di tempat. Namun ketika telah sampai di tempat tujuan, pembeli berkilah akan membayar lewat transfer, bukan tunai. Dia membuka handphone untuk meyakinkan si penjual. Ia akan menunjukkan kepada penjual seolah-olah transfer yang telah ia lakukan berhasil, namun hal ini dilakukan secara cepat dan sambil mengalihkan pembicaraan ke hal lain.

Penjual tidak dapat meneliti kebenarannya dan membiarkan pembeli kabur dengan barang di tangan. Ada baiknya tetap periksa rekening terlebih dahulu untuk lebih meyakinkan. Jangan membiarkan pembeli membawa barang dagangan sebelum melihat uang telah masuk ke rekening.

Artikel ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dengan Cermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement