Kamis 18 Aug 2016 09:15 WIB

Salero Minang, Resto Halal Favorit di Eropa

Suasana Resto Salero Minang Den Haag, Belanda, pekan lalu.
Foto: Dok Salero Minang
Suasana Resto Salero Minang Den Haag, Belanda, pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa kebutuhan dasar Muslim Traveller yang harus dipenuhi oleh para travel dan tour leader saat membawa rombongan wisatawan ke negara-negara non-Muslim, misalnya Eropa. “Salah satunya adalah ketersediaan makanan halal,” kata Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) Priyadi Abadi kepada Republika pekan lalu.

Salah satu restoran di Eropa yang menjadi langganan para travel dan tour leader, khususnya saat membawa Muslim Traveller adalah Salero Minang di Den Haag, Belanda. Restoran  tersebut  berlokadi si Prins Hendrikstraat 150a, 2518HX Den Haag. “Salero Minang adalah restoran asli Indonesia milik orang Indonesia. Restoran ini hanya menjual makanan halal,” kata Priyadi Abadi.

Dihubungi terpisah, pemilik Salero Minang Erita Mursyid (44 th), mengungkapkan Salero Minang dirintis tahun 2005. Mulanya Erita berjualan di event Pasar Malam di Malieveld, Den Haag.

Baru tahun 2011 Erita secara resmi membuka restoran Salero Minang di tempat sekarang restoran tersebut berdiri. “Salero Minang menyediakan menu Nusantara dan masakan Padang. Menu Nusantara digemari orang-orang  Belanda,” kata  Erita melalui daring kepada Republika, Selasa (16/8).

Sedangkan  masakan Padang, kata Erita,  disukai orang-orang  Indonesia  yang tinggal di berbagai negara Eropa dan  merupakan penggemar masakan Padang. Mereka datang ke Salero Minang khusus untuk menikmati masakan Padang. Mereka datang biasanya  pada musim liburan anak-anak sekolah.

Selain itu, menu masakan Padang juga disukai oleh para Muslim Traveller dari Indonesia yang mencari makanan halal saat berwisata ke Eropa, khususnya Belanda. “Sejak dua tahun terakhir ini saya  memang memokuskan kerja sama dengan beberapa  perusahaan travel dan tour leader dari Indonesia. Termasuk bersinergi dengan Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF). Biasanya rombongan  perusahaan travel atau tour leader ini sekali datang berjumlah 15-35 orang,” tutur Erita.

Erita yang berayah orang Batusangkar dan beribu orang Pesisir Selatan (keduanya Sumatera Barat, dan saat ini tinggal di Kuamang Kuning, Muaro Bungo, Jambi) menambahkan, Salero Minang menyediakan menu istimewa berupa rendang, ayam pop, ayam singgalang bakar dan asam padeh ikan. “Harga menu Nusantara mulai 7 euro, sedangkan menu Padang rata-rata 12,5 euro,” kata  Erita yang menamatkan kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA) Padang, Sumatera Barat.

Erita mempunyai catatan tersendiri tentang selera orang-orang Belanda saat menikmati makan siang maupun makan malam di Salero Minang. “Umumnya orang-orang Belanda lebih memilih masakan yang kurang pedas. Misalnya  sate ayam,  nasi rames,  semur,  dan rendang yang kurang pedas. Menu-menu tersebut sangat mereka gemari,” kata Erita yang bersuamikan Marko Lubeek (47 th), seorang lelaki asli Belanda. Marko tamatan komersial ekonomi di HES Rotterdam. Saat ini bekerja sebagai senior account manager di sebuah persahaan komputer Belanda.

Menurut Erita, penggemar masakan Padang di Eropa sangat banyak. “Saya sering mengirimkan pesanan rendang Padang kepada para pelanggan di Perancis dan Jerman,” ungkapnya.

Melihat potensi bisnis masakan Padang yang sangat besar di Eropa, Erita berniat melakukan ekspansi bisnis. “Saya ingin memulai ekspansi dengan membuka cabang kedua di Amsterdam, Belanda. Untuk itu, saya mencari investor yang mau bekerja sama membuka cabang Salero Minang di Amsterdam,” papar Erita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement