REPUBLIKA.CO.ID, Saat melakukan perjalanan wisata, beribadah menjadi hal yang tetap tak boleh ditinggalkan. Demikian pula saat berlibur di atas kapal pesiar.
"Biasanya tamu beribadah di kamar, menentukan kiblat mengunakan kompas masing-masing," ungkap Rudy Wiratno, Sales Manager Costa Cruises Indonesia.
Karena kapal terus bergerak dan berubah arah, ujar Rudy, kompas paling tepat digunakan mengetahui arah kiblat. Ia menyebutkan kompas biasanya dibawa sendiri oleh para tamu yang beragama Islam.
Rudy menginformasikan, Costa Cruises menyediakan berbagai tipe kamar dengan ukuran memadai. Dengan demikian, para tamu Muslim bisa beribadah dengan leluasa di kabin masing-masing.
Selama 10 tahun beroperasi di Asia, perusahaan pelayaran internasional itu sudah mengusung berbagai pelayaran dengan tema berbeda. Kapal bernama Costa Allegra memulai pelayaran perdana di Asia pada Juli 2006.
Selanjutnya, sejumlah pelayaran lain menawarkan konsep berbeda seperti The Ship of Art (Costa Atlantica), Ancient Rome at Sea (Costa Serena), dan Museum at Sea (Costa Fortuna). Pada 2016, ucap Rudy, kapal Costa Victoria menawarkan pelayaran dengan tema "Italia di Lautan".
Selain itu, armada kapal Costa Asia akan menyambut kedatangan Costa NeoRomantica pada tahun 2017. Selanjutnya, dua kapal baru dengan kapasitas 4.200 penumpang akan berturut-turut dihadirkan pada tahun 2019 dan 2020.
"AIDA Cruises yang merupakan merek pelayaran Jerman ternama juga akan bergabung dengan Costa Asia apda tahun 2017 dan untuk pertama kalinya menempatkan sebuah japal di Asia sepanjang tahun," kata Rudy.