REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, kesulitan melakukan penataan kawasan Situs Batu Lulumpang peninggalan zaman megalitikum di Kecamatan Banyuresmi untuk dijadikan tujuan wisata.
"Cukup sulit menata lokasi itu untuk menjadi lokasi wisata yang lebih dari kondisi sekarang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut Budi Gan Gan kepada wartawan di Bandung, Jumat.
Situs Batu Lulumpang berada di Kampung Cimareme, Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut atau ke arah utara dari Garut Kota.
Batu tersebut merupakan peninggalan Zaman Megalitikum yang menjadi bukti adanya peradaban manusia di wilayah itu pada masa lalu.
Batu yang terletak di bukit itu terdapat beberapa batu ukuran cukup besar, dengan lebar batu berukuran 1,5 meter dan panjang 1,75 meter, kemudian di tengah dataran atas batu terdapat lubang berdiameter 27 cm.
Selama ini kondisi Situs Batu Lulumpang itu belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah dalam penataan tempat sekitar batu, maupun akses jalan menuju bukit.
"Saya belum begitu dalam mempelajari Situs Batu Lulumpang, belum ada fokus ke sana," katanya.
Ia menjelaskan Batu Lulumpang dapat menjadi lokasi pariwisata jika memenuhi beberapa unsur, diantaranya memiliki daya tarik bagi berbagai kalangan wisatawan.
Menurut dia, wisatawan yang datang tentu tidak hanya ingin melihat batu saja, tetapi ada ketertarikan lainnya yang menarik.
"Wisatawan yang datang itu bisa melihat yang menarik, kalau hanya melihat batu saja, memang akan sangat sulit," katanya.