Ahad 07 Aug 2016 00:45 WIB

Alumni ITB Angkatan 81 Bentuk Wisata Geoculture

Kawasan Bandung Utara (KBU), Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kawasan Bandung Utara (KBU), Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1981 membentuk konsep wisata Geoculture Trek di Kampung Seni Cilanguk, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ketua Ikatan Alumni ITB angkatan 1981 Arlan Septia menuturkan, konsep tersebut yakni kegiatan trekking atau berjalan kaki yang diiringi aktifitas sembari menikmati keindahan alam, budaya, dan seni di suatu daerah tertentu. 

"Daerah ini punya perpaduan antara komponen alam, seni, dan budaya," tutur dia usai peresmian Perayaan Bumi dan Budaya di Cilanguk, Desa Pagerwangi, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (6/8).

Lanjut Arlan, Geoculture Trek memberikan ruang pembelajaran bagi semua orang untuk memahami alam, seni dan budaya secara langsung. Peserta tidak hanya datang tapi juga mendapat wawasan dan merasakan apa yang ada di objek tersebut, seperti sejarah geologi, seni, kearifan lokal, dan interaksi dengan penduduk lokal.

Arlan mengatakan, objek yang "dijual" dalam konsep wisata tersebut adalah fenomena alam berupa Sasar Lembang. Tak hanya itu, beberapa instrumen seni lain pun dihadirkan di kampung itu. 

Di antaranya, studio beberapa seniman seperti Ali Rubin, Asmujo Jono Irianto, dan Dikdik Sayahdikumullah. Selain itu, ada beragam jenis etnik budaya yakni berupa Bela Diri Gajah Putih dan Gagajahan serta lainnya.

Semua itu berada di dalam satu jalur trekking Kampung Cilanguk. Jalur tersebut menjadi objek wisata yang menarik dan mempesona sebagai media pembelajaran geotourism bagi masyarakat. "Harapannya, bisa menghargai bentuk fenomena alam melalui cerita peristiwa geologi dan mengingatkan bentuk fenomena budaya melalui karya seni," ujar dia.

Arlan menambahkan, wisata Geoculture Trek ini juga akan disertai dengan penyampaian sejarah asal-usul terbentuknya Sasar Lembang. Menurut dia, adanya cerita sejarah di balik fenomena alam Sasar Lembang ini tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. 

"Kalau ada cerita, orang akan lebih tertarik. Ini yang dilakukan negara-negara lain untuk menarik wisatawan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement