Jumat 05 Aug 2016 15:42 WIB

BPBD Harapkan Pemberitaan Media tak Ganggu Pariwisata Bromo

Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan erupsi Gunung Bromo
Foto: Republika/Hazliansyah
Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan erupsi Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengimbau media tidak berlebihan memberitakan erupsi Gunung Bromo.

"Pemberitaan Gunung Bromo yang berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta akan berdampak pada turunnya sektor pariwisata di Gunung Bromo, sehingga menyebabkan wisatawan membatalkan kunjungannya ke sana," katanya saat dihubungi di Probolinggo, Jumat.

Menurut dia, erupsi Gunung Bromo pada status waspada selama ini tidak mengancam jiwa penduduk di lereng gunung Bromo karena jarak pemukiman dengan puncak kawah aktif cukup jauh, namun berdampak pada sektor pertanian dan pariwisata.

"Masyarakat Tengger yang berada di lereng Gunung Bromo juga cukup tenang menjalankan aktivitasnya sehari-hari karena mereka sudah terbiasa dan sudah paham benar dengan aktivitas gunung eksotisme tersebut, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan erupsi Bromo karena aktivitas erupsi adalah hal yang wajar bagi gunung yang aktif," tuturnya.

Ia menjelaskan, pemberitaan aktivitas Gunung Bromo yang berlebihan mempengaruhi sektor perekonomian warga Suku Tengger yang mencari nafkah dengan menjual jasanya kepada wisatawan, sehingga merugikan warga Kabupaten Probolinggo.

"Saya imbau media memberikan pemberitaan yang positif tentang aktivitas Gunung Bromo, sehingga wisatawan tetap berkunjung ke salah satu destinasi wisata andalan Jawa Timur itu," katanya.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata dia, wisatawan tetap diperbolehkan mengunjungi Gunung Bromo dengan radius 1 kilometer dari kawah aktif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement