Jumat 05 Aug 2016 06:10 WIB

Asyiknya Wisata Petik Jeruk di Kota Batu

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jeruk di Balai Penelitian Jeruk dan Tanaman Subtropika Kota Batu
Foto: http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/
Jeruk di Balai Penelitian Jeruk dan Tanaman Subtropika Kota Batu

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Batu, Jawa Timur sering identik dengan wisata petik apelnya. Namun belum banyak masyarakat yang tahu kalau di kota berhawa dingin ini juga memiliki wisata petik jeruk. Lokasinya terletak di Balai Penelitian Jeruk dan Tanaman Subtropika (Balitjestro).

Balitjestro terletak di Jalan Raya Tlekung, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Balai penelitian ini hanya berjarak empat kilometer dari pusat Kota Batu. Selain jeruk, Balitjestro juga mengembangkan penelitian anggur, stroberi, kelengkeng, dan apel.

"Balai tak hanya dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, tapi juga terbuka bagi wisatawan," kata Kepala Balitjestro Joko Susilo Utomo di Batu, Kamis (4/8).

Balitjestro terbuka bagi wisatawan maupun petani dan mahasiswa yang ingin menimba ilmu tentang jeruk dan buah subtropika. Kunjungan ke Balitjestro dikenakan biaya cuma-cuma alias gratis. Jika ingin menikmati sensasi petik jeruk, pengunjung cukup membayar tiket Rp 25 ribu.

Dengan harga tiket terjangkau, pengunjung bisa sepuasnya memetik dan menikmati makan jeruk langsung di kebun. "Pengunjung juga diperbolehkan membawa pulang maksimal dua kilogram jeruk," imbuhnya.

Salah satu peneliti di Balitjestro Anis Andrini mengungkapkan, balai penelitian ini mempunyai lebih dari 242 aksesi atau varietas jeruk baik yang sudah dilepas ke pasaran maupun yang belum.

Seorang pengunjung bernama Bela Rathdiktaningrum mengatakan wisata petik jeruk adalah alternatif menarik di antara tempat wisata Kota Batu yang rata-rata  bertarif mahal. "Tempat wisata di Batu yang unik rata-rata tiket masuknya seratus ribuan, tapi di Balitjestro harga tiketnya jauh lebih murah," ujarnya.

Menurut Bela, memetik jeruk langsung dari kebun memberikan pengalaman tersendiri. Ia dapat menikmati buah yang masih segar sekaligus belajar tentang budidaya jeruk. Perempuan 23 tahun ini berharap pemerintah lebih menggencarkan publikasi wisata jeruk di Balitjestro karena selama ini gaungnya kurang terdengar di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement