Jumat 29 Jul 2016 12:26 WIB

Menuju Wisata Berkelanjutan Desa Pulesari

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Desa Wisata Pulesari
Foto: Istimewa
Desa Wisata Pulesari

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- STD (Sustainable Tourism Devolepment) merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pariwisata RI.

Dalam program ini, Kementerian Pariwisata akan memilih 20 destinasi unggulan di kabupaten atau kota di indonesia. Sementara tahun ini ada tiga destinasi yang dipilih menjadi pilot project dalam penerapan pariwisata berkelanjutan, di antaranya Desa Pulesari, Desa Turi, Kabupaten Sleman.

Pengelola Desa Wisata Pulesari, Didik mengatakan, mulai tanggal 23 Juli sampai 26 Juli, tim dari Kementerian Pariwisata dan Global Sustainable Tourism Council (GSTC) melakukan snapshot assessment di Sleman.

"Ada empat aspek yang dinilai dalam pariwisata bekerlanjutan, yaitu management dan kelembagaan, ekonomi, budaya, dan lingkungan," kata Didik pada Republika beberapa hari lalu.

Menurutnya empat aspek tersebut memiliki penjabaran yang lebih luas menjadi 41 kategori. Namun demikian, pada intinya penerapan pariwisata berkelanjutan harus mampu membuat kegiatan pariwisata di Pulesari tidak hanya dinikmati generasi sekarang, tapi juga oleh generasi yang akan datang.

Adapun strategi yang saat ini dilakukan untuk memenuhi kategori wisata berkelanjutan adalah merencanakan aksi pengembangan pariwisata yang sudah ada.

Termasuk menyusun konsep penyelematan lingkungan mulai dari limbah padat dan cair, pemanfaat sumber air, efesiensi sumberdaya energi dan standar pelayanan wisatawan mulai dari pelayanan tamu dan pelayanan keselamatan, serta kepuasan pengujung.

"Selain itu kami juga sedang mempersiapkan penyediaan fasilitas wisata yang berstandar dan pemandu yang berlinsensi," kata Didik.

Menurutnya, Bupati serta Dinas Pariwisata dan Kenudayaan (Disbudpar) Sleman telah berkomitmen untuk mendukung kegiatan yang sedang berlangsung di Pulesari. Salah satunya dengan memberikan fasilitas berstandar pelayanan.

Menurut Didik, Bupati Sleman sebelumnya sempat mengusulkan agar Pulesari melengkapi sarana wisata dengan keberadaan wifi, toilet duduk, pemanfaatan air, pengolahan sampah, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Pasalnya meski telah menjadi pilot project, Pulesari masih mendapat skor merah.

"Skor itu ada tiga. Merah artinya penerapan pariwisata berkelanjutan belum dilaksanakan dengan baik. Kuning, sudah dilaksanakan tetapi perlu diperbaiki dan ditingkatan. Hijau itu sudah terlaksana dengan baik," tutur Didik.

Maka itu, Desa Pulesari masih memerlukan berbagai peningkatan fasilitas. Adapun wahana wisata yang ada di Desa Pulesari di antaranya susur sungai, museum salak, dan kebun salak.

Terpilihnya Kabupaten Sleman sebagai pilot project pariwisata berkelanjutan membuat Pemkab setempat melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan program tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman, AA Ayu Laksmidewi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah untuk mencapai indikator pariwisata berkelanjutan yang sudah ditetapkan.

"Salah satunya dengan mengajak stakeholders untuk bersama mendukung program tersebut," katanya. Menurut Ayu, setelah snapshot assessment, Sleman akan mendapatkan hasil evaluasi untuk segera ditindaklanjuti.

Kemudian setelah konsep pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Pulesari yang menjadi percontohan berjalan, Disbudpar akan menerapkan konsep yang sama pada desa wisata lainnya. Bahkan hal serupa akan diterapkan pada seluruh destinasi wisata di Sleman secara bertahap. 

Ayu menegaskan, penyuksesan program membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak. Pasalnya keberjalanan sektor wisata selalu melibatkan masyarakat, pemerintah, pengelola wisata, serta unit-unit bisnis di sekitarnya.

"Maka itu kami perlu sekali kerja sama dari para stakeholder," tutur Ayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement