Ahad 24 Jul 2016 05:40 WIB

Kota Melingkar Bersejarah di Baghdad

Rep: MGROL 68/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi kota melingkar Baghdad di abad ke-10.
Foto: ist
Ilustrasi kota melingkar Baghdad di abad ke-10.

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Baghdad didirikan pada abad ke-8 sebagai ibu kota Khilafah Abbasiyah, oleh khalifah al-Mansur. Khilafah telah dikalahkan Bani Umayyah, dan al-Mansur ingin memiliki aturan sendiri dalam memerintah. Dia pun memilih sebuah situs sekitar 30 km ke arah utara dari ibukota Sassanid dari Ctesiphon, di sepanjang tepi Sungai Tigris, dan mulai menyusun rencana untuk mendesain dan mengonstruksi.

Mansur ingin Baghdad menjadi kota yang sempurna dan menjadikan Baghdad ibu kota kerajaan Islam di bawah Abbasiyah. Untuk itu, ia membawa ribuan arsitek, insinyur, surveyor, tukang kayu, pandai besi dan lebih dari seratus ribu buruh dari seluruh kerajaan Abbasiyah. Dia berkonsultasi dengan astrolog dan dari hasil konsultasi mereka menyarankan untuk meletakkan batu bata secara seremonial pada tanggal 30 Juli 762 M.

Dilansir dari Amusing Planet, kota asli dirancang dalam bentuk lingkaran seluas 2 km. Lingkaran itu merupakan hasil upeti khalifah dengan ajaran geometri Euclid, yang telah dipelajari dan dikagumi. Di pusat kota berdiri dua bangunan terbaik di kota, yaitu Masjid Agung dan tempat tinggal khalifah, Golden Gate Palace. Di sekeliling istana dan masjid ada sebuah taman terbuka, dan bangunan pesisir yang merupakan sebuah tempat di mana hanya khalifah saja yang diizinkan untuk naik di atas kuda.

Di pinggir ada sebuah tempat yang besar sebagai istana anak-anak khalifah, rumah untuk staf kerajaan dan pegawai, dapur khalifah, barak untuk penjaga kuda dan kantor-kantor negara lainnya. Daerah tengah ini dilindungi oleh dinding bagian dalam.

Tempat tinggal dan bangunan komersial terkonsentrasi di cincin antara dinding luar kota dan lapisan ke dua benteng. Tembok perimeter eksterior memiliki tinggi 30 meter dan tebal 44 meter. Bangunan ini dimahkotai dengan benteng dan diapit oleh benteng pertahanan  di sekelilingnya juga terdapat parit yang dalam.

Kota ini dibagi menjadi empat bagian dengan dua jalan tegak lurus memotong jalan yang menembus dari ujung ke ujung dinding perimeter luar dan berakhir pada empat gerbang. Empat gerbang masing-masing titik menuju kota yang berbeda yaitu Basra, Kufah, Khurasan dan Damaskus. Gerbang akan membuka ke sebuah jalan yang berturut-turut di sekitar lingkaran yang dihuni eksterior.

Sayangnya, tidak ada yang tersisa dari bangunan tersebut sampai hari ini. Jejak-jejak terakhir dari al-Mansur, Kota dihancurkan pada 1870-an awal ketika Midhat Pasha menjadi Gubernur Ottoman dari Baghdad. Midhat Pasha mungkin memiliki sedikit minat dalam melestarikan sejarah, tetapi reformasi besar yang ia diperkenalkan untuk Baghdad dan Irak pada umumnya mampu mengubah wajah kota. 

Dia berhasil membangun sekolah yang tak terhitung jumlahnya dan lembaga pendidikan yang tidak ada di Baghdad, serta rumah sakit, lumbung, taman umum, sistem irigasi, jalan dan jembatan. Dia memperkenalkan reformasi tanah dan undang-undang pajak serta mendorong suku nomaden untuk menetap dan mengolah. Tiga tahun Midhat Pasha menjabat sebagai gubernur merupakan tahun yang paling penting dalam sejarah modern Baghdad.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement