REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerhati anak sekaligus Koordinator Rumah Pintar Bangjo Semarang, Vivi Maryati mengingatkan kalangan orang tua untuk menghindari kekerasan secara verbal dalam mendidik anak."Ini yang sering tidak banyak disadari kalangan orang tua. Banyak yang menganggapnya sebagai hal biasa," katanya di Semarang, Sabtu, merefleksikan Hari Anak yang diperingati setiap 23 Juli.
Rumah Pintar Bangjo merupakan salah satu program yang diiniasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah untuk pendampingan anak jalanan di kawasan Pasar Johar, Kota Lama, dan sekitarnya.Meski hanya bersifat verbal atau sebatas kata-kata, lanjut dia, dampaknya justru lebih merasuk ke dalam alam bawah sadar dan memengaruhi psikologis anak sampai berusia dewasa dan memiliki anak.
Menurut Vivi, anak yang terbiasa mendapatkan kekerasan verbal dalam pola asuh dan pola didiknya bisa mengulangi dan melakukan hal yang sama ketika sudah berusia dewasa terhadap anak-anaknya kelak."Dalam beberapa kasus, ada juga yang tidak. Artinya, anak yang sejak kecil banyak mendapat kekerasan verbal ternyata mendapatkan banyak pembelajaran sehingga tidak melakukannya pada anaknya," katanya.
Ia mengatakan orang-orang yang berada di sekeliling anak, mulai orang tua, kakak, teman-temannya, dan kerabat dari lingkup terkecil harus menyadari bahwa kebutuhan anak itu untuk disayangi.
"Anak-anak itu bukan sekadar kertas kosong atau fotokopi dari orang-orang di sekitarnya. Tiap anak punya karakter masing-masing sehingga tidak bisa dipaksa menjadi apa yang mereka tidak mau," katanya.Sebab, kata dia, dari paksaan yang dilakukan terhadap anak-anak akan cenderung menimbulkan kekerasan meski hanya secara verbal."Merefleksikan Hari Anak Nasional tahun ini, kami meminta kesadaran dari orang-orang yang berada di sekeliling anak-anak, mulai lingkup terkecil. Kekerasan apapun akan menimbulkan trauma terhadap anak," pungkasnya.