Senin 18 Jul 2016 11:54 WIB

Menyibak Fenomena Longsor Tambang Bingham Canyon

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Bingham Canyon
Foto: wikipedia
Bingham Canyon

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 10 April 2013 lalu, batu-batu besar berjatuhan ke dalam lubang pertambangan tembaga di Bingham Canyon di Utah, Amerika Serikat. Sekitar 65 sampai 70 juta meter kubik puing bergemuruh menuruni dinding tambang hingga kecepatan 100 mil per jam.

Bencana longsor yang terasa begitu besar mengguncang bumi tersebut tertangkap sensor seismik seperti gempa tremor. Kekuatan guncangan tercatat sebesar 2,5 Skala Richter.

Dilansir dari Amusing Planet, insiden ini adalah longsor non-vulkanik terbesar dalam sejarah modern Amerika Utara yang terjadi dalam penggalian buatan manusia terbesar di dunia. Bingham Canyon telah memproduksi tembaga sejak 1906 dan memasok 25 persen dari semua tembaga yang digunakan di Amerika Serikat. Lebih dari satu abad aktivitas pertambangan telah menghasilkan kawah sedalam 970 meter dengan lebar 4 km. Lubang yang sangat luas tersebut telah ditetapkan sebagai National Historic Landmark pada 1966.

Saat lubang pertambangan semakin dalam dan luas, operator tambang mulai mempertanyakan stabilitas lereng. Mereka lalu memasang teknologi pengawasan terbaru, termasuk sensor jaringan geodetik otomatis dan sensor tanah berbasis interferometri radar.

Berkat sistem pemantauan serta jaringan seismik yang dioperasikan oleh Universitas Seismograph Utah, longsor di Bingham Canyon menjadi salah satu longsor dengan catatan yang paling baik dalam sejarah. Pada awal 2013, operator tambang merasakan tanda-tanda meningkatnya ketidakstabilan di dinding timur laut tambang Bingham Canyon. Di pagi hari gerakan longsor terasa mulai begitu kuat sehingga para pekerja segera dievakuasi.

Longsor pertama terjadi tujuh jam setelah tanda-tanda pertama, yang diikuti oleh satu longsor lagi 1,5 jam kemudian. Setiap longsoran berlangsung 90 detik.

Secara keseluruhan, sekitar 65 juta meter kubik puing terjatuh. Cukup untuk menutupi Central Park di New York City  dengan kedalaman puing 20 meter.

Menariknya, longsor juga memicu enam belas gempa bumi kecil. Pertama kali dalam sejarah tanah longsor mampu memicu terjadinya gempa, bukan sebaliknya.

Meski peralatan tambang banyak yang hancur dan hilang, karena adanya sistem peringatan dini, tidak dilaporkan ada korban jiwa dalam kejadian longsor tersebut.

(baca: Sejarah Unik di Balik Tangga Paling Terkenal Brasil)

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement