REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kawasan wisata Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sumatera Selatan mulai nyaman bagi penjalan kaki setelah pemerintah kota setempat memberlakukan larangan bagi pedagang kaki lima dan kendaraan untuk melintasi kawasan itu sejak 11 Juli 2016.
Wiwik (34), warga Kelurahan Talang Kelapa, Palembang, Sabtu mengungkapkan, dirinya sangat senang dengan suasana baru di BKB yang terasa nyaman.
"Saya tahu kabar penataan BKB dari media sosial, lalu penasaran, kebetulan dari Pasar 16 jadi mampir ke sini. Ternyata memang benar, kini sudah tertata, tidak ada lagi PKL, kendaraan yang parkir sembarangan maupun angkot yang melintas," kata Wiwik, di antara para pengunjung.
Ratno (43), warga Kabupaten Banyuasin, Sumsel, yang sedang berlibur ke Palembang mengatakan saat ini kawasan wisata BKB sudah berubah total setelah diberlakukan aturan baru tersebut.
"Sebelumnya BKB semrawut, PKL ada dimana-mana, belum lagi angkot menyebabkan kemacetan, tapi sekarang sudah sangat nyaman," kata dia.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang Kurniawan mengatakan, penertiban tersebut sebagai upaya penataan kota menjelang Asian Games 2018.
"Tanpa terkecuali semua ditertibkan mulai dari bazar, pedagang pasar malam dan pedagang asongan," kata Kurniawan.
Ia mengatakan, pengosongan kawasan BKB ini juga terkait rencana pemkot untuk membangun tugu ikan belida. Lantaran itu, pemkot mengharuskan berbagai pihak yang ingin menyelenggarakan kegiatan di BKB harus mengajukan izin terlebih dahulu.
"Jika tidak terlalu penting sebaiknya jangan digelar di BKB," kata dia.
Terkait dengan pedagang asongan dan puluhan penjual mi tek-tek yang biasa mangkal di sana, menurutnya, Pemkot Palembang sudah menyediakan lokasi baru di kawasan 16 Ilir.
Sedangkan untuk area parkir akan dialihkan ke kawasan bawah Jembatan Ampera yang diperuntukkan bagi pengunjung BKB.