Ahad 03 Jul 2016 01:41 WIB

Tanah Kim Jong Un Jadi Surga Para Burung

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Shorebird
Foto: flickr
Shorebird

REPUBLIKA.CO.ID, Korea Utara mungkin menjadi salah satu kota yang paling sedikit dikunjungi turis dari mancanegara di bumi ini. Tapi lokasi sepanjang jalur terbang burung di East Asian Australasian Flyway sangat strategis.

Sekitar 50 juta burung, dari burung kecil (tiny song bird) sampai elang, berpetualang melewati East Asian Australasian Flyway setiap tahun. Sebanyak delapan juta di antaranya adalah shorebirds atau waders.

Kebanyakan burung tersebut menjadikan pantai barat Korea Utara adalah satu-satunya tempat berhenti untuk puluhan ribu mil. Yang berarti bahwa tanpa itu, mereka mungkin tidak bisa menyelesaikan perjalanan epik. Tapi apa yang menjadikan ini sebaliknya menjadi tempat tidak ramah namun begitu penting bagi burung?

Sekelompok pengamat burung Selandia Baru meminta izin dari pemerintah Korea Utara untuk memasukkan negara dan mengobservasi burung migran.  Bersenjata dengan teropong, teleskop kuat dan kamera mereka menghitung burung yang berhenti dari belahan bumi selatan sepanjang jalan ke atas utara.

“Seiring kita kehilangan habitat di tempat lain, burung akan pergi untuk mendapatkan lebih banyak lagi dan lebih didorong menuju ke tempat yang tersisa, yaitu Korea Utara,” ujar pengamat burung Daud Melville seperti dilansir dari laman Oddity Central.

Karena garis pantai negara tetangganya Cina dan Korea Selatan telah melihat perkembangan cepat, dengan sebagian besar daratan yang berlumpur (mudflat) telah diubah ke darat menjadi lahan kering untuk proyek pertanian dan industri, para burung pada hakekatnya tidak memiliki tepat untuk berhenti dan mengisi bahan bakar.

Ahli ekologi Shorebird, Richard Fuller dari Universitas Queensland, Australia, memperkirakan bahwa dari total habitat mudflat Yellow Sea yang ada 50 tahun yang lalu, hanya sepertiga masih tersisa hari ini dan sebagian besar di Korea Utara. Ketertinggalan pembangunan di wilayah komunis tersebut berarti bahwa mudflats ini sebagian besar utuh, dan konservasionis burung mengklaim bahwa burung migran juga diuntungkan dengan fakta bahwa ada beberapa polusi pabrik di sungai dan kadar pestisida pertanian yang rendah mengalir dari tanah menuju lingkungan laut.

Burung shorebird terbesar East Asian Australasian Flyway, sejenis burung rawa Far Eastern telah berkurang melebihi 80 persen dalam lima dekade terakhir, dan tanpa mudflats Korea Utara, mereka mungkin meninggalkan rute migran secara keseluruhan. Mereka dan burung shorebird lainnya menghabiskan sekitar satu bulan di musim semi dan tiga di musim gugur makan dengan rakus hewan yang tidak bertulang punggung dan membangun kekuatan untuk perjalan selanjutnya.

Tapi mudflat murni sangat penting untuk bagian jenis khusus burung ekor bar, yang hanya berhenti di Korea Utara dan beberapa tempat lain sekitar Yellow Sea sebelum menyelesaikan delapan atau sembilan hari perjalanan sekitar 12 ribu kiloeter sekali pergi. Ini hanya burung di dunia yang dapat terbang tanpa henti dalam jarak jauh.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement