REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu Brexit yang tengah santer terdengar saat ini dianggap oleh Nia Niscaya, asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Afrika, tak akan memengaruhi industri pariwisata Indonesia.
Isu Brexit yang mencuat akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa tersebut, menurut dia hanya berdampak pada kekacauan ekonomi politik Negeri Elizabeth itu.
"Brexit tak akan berdampak signifikan terhadap bidang pariwisata. Dampaknya lebih kepada masyarakat domestik Inggris dan beberapa negara Eropa yang bekerja sama dengannya," kata wanita berhijab tersebut pada Selasa (28/6) dalam rangkaian acara jumpa pers dengan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Brexit memang dianggap sebagai momok menakutkan bagi negara-negara yang terlibat kerja sama dengan Inggris. Namun, dampaknya akan lebih berpengaruh pada sektor ekonomi, politik, dan penurunan mata uang poundsterling.
Nia mengaku, saat ini Indonesia tengah gencar melakukan ekspansi pemasaran pariwisata Indonesia ke mancanegara untuk mengenalkan kebudayaan, pariwisata, kuliner, dan kesenian nusantara ke seluruh penjuru dunia.
Diakuinya, Timur Tengah merupakan pasar yang paling memerlukan waktu sedikit untuk dapat langsung memberikan feedback berupa kunjungan ke Indonesia, yaitu hanya sekitar dua minggu saja proses promosi yang dilakukannya.