REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layang-layang menjadi mainan yang sudah terkenal sejak beberapa tahun yang lalu. Proses pembuatannya yang sederhana dan murah membuat layang-layang digemari oleh anak-anak. Hanya saja seiring perubahan zaman, banyak permainan baru yang lebih menarik sehingga mainan ini mulai ditinggalkan.
Namun, keberadaan layang-layang masih dapat dijumpai ketika mengunjungi Museum Layang-Layang Indonesia. Museum yang terletak di Pondok Labu, Jakarta Selatan ini memiliki banyak koleksi layang- layang dengan berbagai macam variasi.
Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di museum ini antara lain pendopo dan ruang audio visual. Pendopo sendiri di bagi menjadi dua bagian yaitu pendopo dalam dan pendopo luar. Pendopo luar yang berbentuk teras merupakan ruang bersantai yang biasa digunakan untuk membuat layang-layang dan membatik.
Sedangkan pendopo dalam digunakan sebagai tempat pameran yang berisikan koleksi layang-layang unik dari berbagai daerah di dalam maupun luar negeri. Ruang audio visual sendiri digunakan untuk menampilkan video dokumentasi tentang sejarah layang-layang dan festival layang-layang di Indonesia.
Dengan cukup membayar Rp 15 ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati suasana santai seperti di rumah khas Jawa. Museum ini buka setiap hari pada pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sedangkan saat Ramadhan, museum akan buka pada pukul 9.00 WIB hinga 15.00 WIB.
Selain menjadi tempat wisata layang-layang, pengunjung dapat memesan tempat ini untuk acara pribadi seperti pernikahan, ulang tahun, atau pesta perayaan lainnya. “Biasanya kalau hari biasa pengunjung mesan tempat untuk bikin acara di sini. Kami siap melayani,” kata Dayat, pemandu sekaligus pembuat layang-layang di Museum Layang-Layang Indonesia.