Kamis 23 Jun 2016 08:01 WIB

Coober Pedy, Kota Bawah Tanah Unik Australia

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Coober Pedy, kota bawah tanah Australia.
Foto: wikipedia
Coober Pedy, kota bawah tanah Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Coober Pedy adalah sebuah kota kecil di utara Australia Selatan, 850 kilometer di utara Adelaide di Stuart Highway.

Di permukaan, tempat terlihat seperti gurun pasir yang indah. Dataran tanpa pohon di tepi Stuart Ranges, dengan beberapa rumah yang jarang, beberapa penginapan dan restoran, pos polisi, sebuah sekolah dan sebuah rumah sakit.

Tapi ini hanya sebagian. Bagian lain kehidupan ada di bawah tanah dengan gua yang luas dan terowongan yang disebut dugouts. Di mana penduduk kota ini membangun rumah, hotel, restoran, bar, gereja dan banyak lainnya. Wah, luar biasa bukan?

Seperti dilansir dari laman Amusing Planet, Coober Pedy sudah dibangun sejak 1915 mengikuti penemuan opal oleh seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang tengah berkemah dengan ayahnya dalam pesta pencarian emas. Dalam beberapa tahun ratusan pencari emas menyobek tanah berumput.

Tapi orang yang berkumpul di sini untuk menambang batu sebelumnya segera ditemukan hidup di bawah tanah yang sangat keras. Di musim panas, suhu sering mencapai 40 derajat celcius. Di hari yang panas itu, kelembaban realtif jarang melebihi 20 persen dan langit seringkali tinggal tanpa awan.

Untuk terlepas dari suhu panas yang membakar, penduduk membangun kehidupan di bawah tanah. Awalnya rumah-rumah di Coober Pedy dibangun di dalam lubang yang sudah digali untuk mencari opal. Rumah modern digali di dalam sisi bukit dan termasuk semua kenyamanan di atas rumah bawah tanah termasuk ruang tamu, dapur, kloset, bar dan gudang bawah tanah.

Pintu masuk biasanya di jalan tingkat, dan ruang memanjang ke arah bukit. Semua ruang berventilasi dengan sebuah lubang di atas, menjaga suhu tetap teratur.

Gaya hidup penemuan berbakat ini dikenalkan oleh prajurit dari First World War. Coober Pedy aslinya dikenal sebagai Stuart Range Opal Field, dinamai setelah John McDouall Stuart, yang di tahun 1858 sebagai penjelajah pertama Eropa di area ini. Di tahun 1920 lokasi ini dinamakan Coober Pedy, sebuah versi ke-Inggrisan dalam bahasa Aborigin "kupa piti", yang diasumsikan berarti lubang pria putih.

Sekarang Coober Pedy memimpin penyuplai permata berkualitas opal, memproduksi bagian terbesar di dunia opal putih. Kota ini memiliki lebih dari 70 lahan opal dan area penambangan opal terbesar di dunia.

(baca: Jepang Terinfeksi Tren Hidup 'Minimarisuto')

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement