REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang tahunan Indonesia Islamic Fahion and Product (IIFP) 2016 siap digelar. Ajang ini diharapkan dapat membantu mewujudkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020 mendatang.
Ketua Penyelenggara IIFP 2016 Atilah Soeryadjaya mengatakan, acara akan berlangsung mulai 15 hingga 19 Juni 2016 di Hall A dan Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
"Tema yang diusung adalah 'Urban Artculturae', yakni bagaimana keragaman budaya yang dimiliki Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi para desainer dalam menghadirkan busana muslim. Bagaimana desainer mengolah unsur-unsur etnik pada rancangan busana muslim," ujar Atilah dalam jumpa pers IIFP 2016, Senin (13/6) siang di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Ia memberi contoh Kuluk, kain penutup kepala khas Jambi. Warisan budaya khas Jambi tersebut dapat dikembangkan menjadi produk busana muslim. Hal yang sama tentu juga bisa dikembangkan dari budaya daerah lain, seperti batik dan lainnya.
"Khusus untuk acara besok, yang akan menjadi higlight adalah kuluk dari Jambi ini. Karena sangat indah dan bisa dikreasikan sebagai produk busana muslim," kata dia.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, keragaman budaya (culture) dan kekayaan suku bangsa yang dimiliki Indonesia menjadi sumber inspirasi para desainer dan insan kreatif Indonesia dalam menciptakan karya fesyen muslim.
"Keragaman budaya yang menginspirasi fesyen muslim Indonesia ini menjadi bagian dari keunggulan pariwisata Indonesia yang dikemas dalam branding Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia," kata Esthy.