REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan situs Lava Bantal di Kecamatan Berbah, Sleman sebagai destinasi wisata baru di DIY.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY itu berpesan agar warga setempat mampu menjaga situs geologis tersebut dari kerusakan.
"Ayo kita jaga situs ini. Jangan dicorat-coret, apalagi dicungkil-cungkil. Karena umur bebaruan di sini sudah jutaan tahun, ini punya nilai sejarah yang tinggi," katanya saat memberikan sambutan, Senin (30/5).
Ia juga meminta agar masyarakat saling mengawasi dalam menjaga kelestarian Lava Bantal.
Sultan berharap, keberadaan destinasi wisata ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Di antaranya dengan membuat homestay di sekitar Lava Bantal.
Namun begitu, Sri Sultan menganjurkan, agar pengembangan wisata tersebut dilakukan dengan melihat jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata Kali Opak tersebut. Sri Sultan menuturkan, mobilitas wisatawan ke DIY cukup tinggi.
"Maka itu, sebisa mungkin kita harus memanfaatkan kondisi ini agar potensi pendapatan dari sektor pariwisata bisa terserap maksimal dan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat," ujar Sultan.
Ia menyampaikan, tahun ini Pemprov tengah melakukan upaya pembebasan lahan yang menghubungkan Prambanan, Bukit Patuk, dan Ngalnggeran. Pasalnya pada 2017, pemerintah setempat memiliki target untuk menyelesaikan jalur penghubung di tiga tempat tersebut. Sehingga para wisatawan dapat langsung mengakses ketiga tempat wisata tanpa harus melewati kota.
Sementara itu, Plt Sekda Sleman, Iswoyo Hadiwarno menuturkan, Lava Bantal merupakan objek wisata alam dan budaya. Ia berharap objek ini mampu menjadi salah satu unggulan destinasi wisata Sleman ke depannya. Sehingga bisa keberadaannya bisa memberi nilai tambah bagi pemasukan masyarakat.
"Pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan perekonomian daerah di Sleman. Karena sektor ini sangat berpotensi meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan mampu menyerap tenaga kerja," kata Iswoyo.
Ia menyampaikan, setelah diresmikan, sudah seharusnya masyarakat melakukan pengembangan terhadap objek wisata ini.
Menurutnya pengembangan detsinasi wisata dapat dilakukan melalui festival seni, pembedayaan dan pembinaan masyarakat.
Termasuk sosialisasi sadar wisata dan pelatihan manajemen desa wisata. Ia mengatakan, kunjungan wisata ke Sleman meningkat 20,65 persen, dari empat juta pada 2014 menjadi 4,855 juat pada 2015.