REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film pendek Prenjak berhasil menjadi jawara dalam festival film bergengsi di Cannes. Keberhasilan Prenjak ternyata bermula dari proses produksi yang singkat dan sederhana.
Sutradara Prenjak Wregas Bhanuteja mengungkapkan bahwa proses produksi Prenjak dilakukan di sela-sela waktu luang usai mengedit behind the scene film Ada Apa Dengan Cinta 2. Memiliki waktu libur satu minggu, Wregas memutuskan untuk pulang ke Yogyakarta.
"Saya lalu mengajak Yodi (Yohannes Budyambara) dan Rosa (Rosa Winenggar) untuk main film pendek," cerita Wregas saat ditemui pada diskusi film di Institut Kesenian Jakarta, akhir pekan ini.
Proses produksi film Prenjak, Wregas melanjutkan, hanya dikerjakan oleh tim yang berjumlah 15 orang. Mereka adalah teman-teman masa kecilnya Wregas. Proses reading pun hanya dilakukan selama tiga kali dalam tiga hari. Sedangkan proses syuting untuk film Prenjak hanya dilakukan selama dua hari.
Wregas mengungkapkan, pengambilan gambar dari film Prenjak dilakukan di sebuah gudang yang berada di rumah salah satu teman Wregas. Dalam prosesnya, tim Wregas pun tidak menggunakan lighting sebagaimana proses syuting biasa, akan tetapi memanfaatkan cahaya matahari.
"Kami juga cuma pakai dua lensa, dan bunkus (selesai syuting) setiap jam delapan malam. Syutingnya sehat," lanjut Wregas.
Setelah proses syuting rampung, Wregas mengatakan proses selanjutnya ialah melakukan editing selama satu minggu. Di tengah proses editing inilah ia kemudian membuka laman resmi Festival Film Cannes 2016 dan mendaftarkan Prenjak untuk berkompetisi.
Prenjak berhasil terpilih untuk bersaing dengan beberapa film pendek pilihan lainnya. Para juri kemudian memilih Prenjak sebagai juara karena film ini dinilai memiliki cerita yang sederhana namun memiliki pesan mendalam, dikemas dengan puitis serta memiliki banyak metafora baru yang sebelumnya belum pernah diangkat.
(Baca Juga: Ini yang Membuat Prenjak Jadi Jawara di Festival Film Cannes 2016)
Ikuti Whatsapp Channel Republika
