REPUBLIKA.CO.ID, Seorang ibu yang punya bayi atau balita di rumah dianjurkan untuk melakukan detoks digital. Artinya, ibu disebut perlu membatasi penggunaan gawai seperti ponsel pintar, tablet, dan lain-lain.
Para peneliti dari Deakin University di Australia mengungkap detoks bisa mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Apalagi, ibu yang masih memiliki anak kecil sudah pasti terpapar banyak tekanan karena sibuk sepanjang hari.
Studi terbaru mereka yang dipublikasikan dalam jurnal Plos telah mengaitkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengakses gawai dengan risiko kecemasan. Ibu muda berusia antara 25 sampai 34 tahun disebut punya risiko paling tinggi karena kelompok usia ini lebih banyak terhubung ke internet dan jaringan sosial.
Penelitian tersebut mempelajari 528 ibu Australia dengan usia rata-rata 37 tahun dan dengan anak-anak berusia antara dua dan lima tahun. Hampir 30 persen dari mereka menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
Para ibu diberi kuesioner untuk mengetahui waktu yang mereka habiskan untuk mengakses layar teknologi selama senggang dan akhir pekan. Tingkat kecemasan mereka pada pekan sebelumnya juga diukur menggunakan skala kriteria kecemasan.
Hasilnya, terdapat hubungan yang jelas antara waktu mengakses teknologi dan kecemasan. Terlebih lagi, tingkat kecemasan semakin bertambah seiring kerapnya penggunaan perangkat gawai, kecuali televisi.
Meski diprediksi akan sulit mengubah perilaku bergawai, para pelaku studi tetap menganjurkan para ibu berusaha melakukan detoks digital. Disarankan membatasi waktu menggunakan perangkat genggam dengan lebih banyak berjalan-jalan, melakukan peregangan, atau hal menyenangkan lain, dikutip The Malay Mail Online.