Jumat 27 May 2016 08:05 WIB

Arab Saudi Berencana Tingkatkan Pariwisata Religius

Rep: MGROL69/ Red: Andi Nur Aminah
Situs besejarah di Madain Saleh yang terbuka untuk turis di Arab Saudi
Foto: BBC
Situs besejarah di Madain Saleh yang terbuka untuk turis di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Arab Saudi merupakan salah satu negara penghasil minyak kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Arab Saudi mampu memroduksi minyak sebanyak 11,6 juta barel setiap harinya dan hampir 80 persen pemasukan Arab Saudi berasal dari minyak. Namun, dalam setahun belakangan negara ini menghadapi anjloknya harga minyak dunia. 

Dengan reformasi, pemerintah Arab Saudi mengumumkan akan mengalihkan negaranya dari ketergantungan pendapatan melalui minyak dengan mencari sumber pendapatan lain. Tampaknya yang akan menjadi kontributor utama bagi perekonomian yaitu wisata religius. 

Pemerintah Saudi berencana ‘mengendurkan’ pembatasan yang mengatur visa bagi jamaah Muslim. Ini berarti mereka yang berpergian ke Makah dan Madinah akan dapat memperpanjang waktu tinggal mereka dan mengunjungi kota-kota budaya non-religius dan tempat lainnya.

Seperti dilansir BBC, industri pariwisata saat ini menghasilkan sekitar 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Arab Saudi dengan wisatawan Muslim yang menjadi kelompok pengunjung terbesar ke negara ini. Ibadah Haji yang berlangsung di bulan ke-12 pada kalender Islam, dan ibadah Umrah yang dapat dilakukan pada setiap saat sepanjang tahun, memberikan kontribusi 12 miliar dolar per tahun. 

Angka tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi lebih dari 20 miliar dolar dalam empat tahun ke depan, demikian menurut Dewan Bidang Perekonomian dan Pembangunan.  Dewan memprediksi bahwa jumlah wisatawan religi datang untuk melakukan Umrah akan tumbuh dari delapan juta tahun ini menjadi 15 juta pada 2020. Angka itu diprediksi meningkat ke 30 juta pada 2030. 

Sampai saat ini, visa haji dikontrol ketat di mana dan kapan peziarah dapat melakukan perjalanan di Arab Saudi. Namun para pejabat berharap untuk melonggarkan pembatasan ini. “Kami akan menyelesaikan proyek agar peziarah dapat mengunjungi tempat-tempat kuno di Arab, seperti Madain Saleh dekat Madinah, setelah mereka melakukan kewajiban agama mereka,” Kata Pangeran Sultan bin Salman, Ketua Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Peninggalan.

Dia menambahkan pihkanya juga memiliki beberapa objek wisata yang akan mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan lebih jauh dan untuk mengunjungi bagian lain dari negara tersebut. Program besar pembangunan infrastruktur termasuk kereta api yang menghubungkan Makkah, Madinah, Jeddah dan kota-kota besar lainnya kini sudah berjalan. 

Sebuah rencana baru diumumkan untuk pembuatan jembatan Laut Merah atau Red Sea yang menghubungkan Arab Saudi dengan Mesir juga bisa membantu meningkatkan jumlah pengunjung. Dengan pasar 90 juta orang Mesir, rute ziarah baru akan membantu membawa lebih banyak wisatawan ke Arab dari pada sebelumnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement