REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, -- Kawasan Puncak dan sekitarnya sampai kini masih menjadi primadona bagi warga Jakarta dan sekitarnya dalam berakhir pekan. Hawa yang sejuk dan lokasi yang tidak terlalu jauh dari ibu kota Jakarta, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan wisata pegunungan di kawasan ini.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan jumlah wisatawan ke kawasan puncak meningkat sebesar rata-rata 3,9 persen per tahun. Yakni sebanyak 1.102.608 orang pada tahun 2014 dan 1.335.443 orang pada tahun 2015. Dengan pertumbuhan yang sama diperkirakan akan terdapat 1,74 juta wisatawan pada tahun 2016.
Di sisi lain, Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah yang terus meningkat, tentunya terdapat kebutuhan yang semakin besar akan akomodasi yang baik. Di puncak saat ini terdapat sekitar 24 hotel dengan total 1.825 kamar, dan tentunya jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan wisatawan. "Ini peluang bagi kami untuk membangun hotel berkualitas di Puncak, Bogor," kata Direktur Utama PT Indra Megah Makmur, Indra Hidayat melalui keterangan tertulisnya Senin (23/5).
PT Indra Megah Makmur kini menjalin kerja sama dengan Archipelago International sebagai hotel management, yang mengembangkan sebuah hotel baru yang akan dibangun di Ciloto, Bogor Jawa Barat. Hotel yang akan menggunakan nama ASTON Ciloto ini dioperasikan sebagai hotel bintang empat dan akan memulai pembangunannya pada awal tahun 2016.
ASTON Ciloto akan dikelola oleh ASTON International Hotels; operator chain hotel internasional terbesar di Asia Tenggara, dengan total 15.000 kamar yang tersebar di Indonesia, Malaysia dan Philipina.
Aston Ciloto merupakan proyek condominium hotel (Condotel) terbaru yang menempati lahan seluas 12.250 meter persegi. Dikelola sebagai hotel bintang empat, ASTON Ciloto akan memiliki 153 kamar dan dilengkapi dengan ragam fasilitas seperti rumah makan, area bermain anak-anak, serta fasilitas olah raga.
Untuk kebutuhan bisnis tersedia enam ruang pertemuan dan sebuah ballroom dengan kapasitas sekitar 500 orang. Lahan yang dibangun hanya 20 persen dari total lahan yang ada, sehingga menyisakan 80 persen sebagai ruang terbuka hijau.