REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga Kampung Wisata Kadipaten Yogyakarta menggelar kegiatan "Pisungsung Ruwahan, Ngarak Sewu Apem" yang dikemas dalam sebuah festival untuk menyongsong bulan Ramadhan sekaligus melestarikan budaya.
"Kegiatan ini dimulai dengan prosesi 'ngapem' atau membuat apem yang dilakukan serentak di seluruh rukun warga di Kelurahan Kadipaten," kata Ketua Panitia Ngarak Sewu Apem Is Sri Swanto, Sabtu (21/5).
Apem yang dibuat warga kemudian diarak mengelilingi Kampung Kadipeten dan berakhir di Kecamatan Kraton. Arak-arakan apem tersebut dikemas dalam sebuah festival yang diberi tema "Pisungsung Ruwahan". Jumlah apem yang diarak mencapai sekitar 1.000 buah.
Ia berharap, kegiatan yang telah dilakukan turun temurun tersebut dapat semakin melestarikan budaya membuat apem atau apeman oleh masyarakat Kadipaten menjelang Ramadhan.
"Kami pun ingin mengenalkan dan mengajak generasi muda di kampung ini untuk bersama-sama ikut menjaga adat tradisi agar tidak punah. Kegiatan ini juga untuk mensosialsiasikan keberadaan Kampung Wisata Kadipaten ke wisatawan domestik dan asing," katanya.
Di dalam kegiatan tersebut, panitia menyediakan stimulan berupa uang pembinaan sebesar Rp500.000 per rukun warga yang bisa digunakan untuk membuat apem. Panitia juga akan melakukan penilaian terhadap proses pembuatan apem dan prosesi kirab untuk menentukan lima penyaji terbaik dari 15 RW di Kelurahan Kadipeten. Lima penyaji terbaik akan memperoleh hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp1,5 juta untuk pemenang pertama hingga Rp500.000 untuk penyaji terbaik keempat dan kelima.
Sebelumnya, Kepala Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Budi Santoso mengatakan, dari 17 kampung wisata di Kota Yogyakarta baru empat kampung yang mampu mendatangkan pengunjung. Keempat kampung wisata tersebut adalah Dipowinatan, Rejowinangun, Cokrodiningratan dan Tamansari.
"Kami harapkan, jumlah kampung wisata yang mampu mandiri bisa bertambah, seperti dari Dewo Bronto dan Becak Maju," katanya.