Rabu 11 May 2016 01:36 WIB

Aceh Gelar Festival Kuliner dan Festival Kopi

Kopi Aceh (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Kopi Aceh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh kembali menggelar acara tahunan Aceh Culinary Festival dan Banda Aceh Coffee Festival pada 10 hingga 12 Mei 2016.

Acara yang berlangsung di lapangan Blang Padang, Banda Aceh itu mengusung tema “Melestarikan Budaya dan Tradisi Legenda Kuliner Aceh”.  Menurut Kadisbudspar Aceh Reza Pahlevi, festival kuliner ini menawarkan berbagai agenda menarik bagi pengunjung pameran berupa resep dan tester 1.000 Legenda Kuliner Aceh serta Cook off Competition.

”Ini lomba memasak masakan khas Aceh ajang pencarian Koki Aceh Indonesia yang menghadirkan Chef terkenal ibu kota sebagai juri yaitu Chef Haryo Pramoe dengan total hadiah 20 juta rupiah,” ujar Reza dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/5).

Reza menambahkan, lomba ini terbuka untuk umum dan formulir pendaftaran bisa didapatkan di kantor Disbudpar Provinsi Aceh dan Oz Radio Banda Aceh. ”Kami juga akan berusaha memecahkan rekor Muri Indonesia melalui “Teot Apam” yakni membakar surabi dengan 1.000 tungku juga menjadi salah satu agenda yang layak ditunggu,” kata kepala dinas yang baru saja memecahkan rekor Muri tarian Aceh di Taman Mini Indonesia Indah itu.

Partisipasi dari masyarakat, kelompok, komunitas, imbuh Reza, terutama generasi muda sangat diharapkan dalam menyukseskan pencatatan rekor ini. Acara Teot Apam dijadikan suguhan yang menarik karena diikuti massa yang begitu banyak dan bertepatan dengan bulan Rajab yang dalam adat istiadat masyarakat Aceh dipercayai sebagai “buleun Teot Apam”.

”Selain itu Khanduri kuah beulangong juga akan menjadi agenda acara ini, yang menghidangkan kari khas Aceh bagi 32 wali kota Provinsi dari seluruh Indonesia yang juga hadir untuk acara JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) yang juga akan digelar bertepatan dengan acara ini,” paparnya.

Reza berharap, acara Aceh Culinary Festival ini bukan hanya menjadi event pameran biasa namun juga ajang nostalgia bagi masyarakat yang telah jarang menemui beberapa masakan khas Aceh resep nenek moyang tempo dulu, dan mengajak berbagai komunitas pemuda agar lebih melestarikan berbagai kuliner menarik yang dimiliki Aceh.

”Kuliner Aceh sangat erat kaitan nya dengan adat budaya. Karena di tiap hari besar ataupun peringatan acara akan selalu ada makanan khusus yang menjadi ciri khas nya. Kekayaan kuliner ini tentunya dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal, nasional serta mancanegara untuk berkunjung ke Aceh. Apalagi amanat pak Menteri yang meminta kalau Aceh merupakan salah satu wisata halal nasional,” cetusnya.

Reza menambahkan,  secara bersamaan pada  10-12 Mei, pihaknya juga menggelar perhelatan Banda Aceh Coffee Festival. ”Ini acara tahunan yang mencoba kami naikan kelasnya memenuhi skala internasional,” katanya.  Menurutdia,, acara tersebut menargetkan penguatan kapasitas pelaku usaha kopi dengan mengundang exportir kopi dari lokal, nasional serta mancanegara.

Aceh adalah salah satu daerah penghasil kopi terbaik di dunia. ”Pihak penyelenggara menawarkan pameran yang menghadirkan 25 stand yang akan disi oleh warung kopi tradisional, pabrik roasting kopi, distributor produk kopi, para ahli dan komunitas pecinta kopi. Sangat lengkap,”  tegasnya.

Kapala Bidang Pemasaran Pariwisata Aceh Rahmadani menambahkan, kompetisi kopi yang akan dihadirkan tahun ini pun berbeda dari tahun sebelumnya. Para barista ditantang untuk menunjukkan skill manual brew menggunakan hanya satu tangan saja, Single Hand Manual Brew Challenge ini terbuka untuk umum dan tentunya kompetissi ini akan sangat menarik untuk ditonton.

”Kelas Kopi merupakan salah satu konten acara yang sayang untuk dilewatkan, berbagai kelas yang syarat edukasi ikut digelar seperti cupping session, basic barista skill, latte art class, Roasting session,” tandasnya.

Menpar Arief Yahya menuturkan, Aceh itu kaya dengan budaya, termasuk kuliner yang menjadi bagian dari karya kebudayaaan. Karena itu kegiatan seperti ini bisa menjadi atraksi yang menarik bagi wisman maupun wisnus. "Tinggal promosikan jauh-jauh hari, masukkan dalam kalender event tahunan, yang membuat orang tertarik untuk datang ke Aceh," tegas Menpar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement