REPUBLIKA.CO.ID, Ujian bisa menyebabkan stres berkepanjangan bagi anak. Mereka bisa merasa panik menjelang hari-H atau tertekan saat belajar keras dikelilingi bertumpuk catatan. Tidak heran jika sebuah survei oleh //Childline// tahun lalu menunjukkan adaya peningkatan 200 persen jumlah telepon dari murid yang melapor stres berat di masa ujian.
Untuk mengatasinya, ada hal-hal yang bisa dilakukan para orang tua. "Orang tua punya tugas untuk menekan kecemasan anak dan mendukung mereka, karena sejumlah studi menunjukkan anak-anak bisa menghadapi ujian dengan lebih baik ketika mereka merasa santai," kata penulis buku The Student’s Guide To Exam Success, Eileen Tracy.
Seperti apa wujud dukungan orang tua, Tracy mengataka tergantung pada kepribadian anak dan bagaimana hubungan Anda dengannya. Kuncinya, tunjukkan bahwa Anda selalu hadir bagi mereka.
Hal kecil bisa dilakukan dengan menawarkan untuk menemani mereka belajar atau menyediakan secangkir teh. Berempati juga harus dilakukan, dengan tidak mengomel atau melontarkan komentar kecil yang dapat memperburuk rasa takut mereka.
"Jangan pernah melemparkan pernyataan seperti "bukankah kamu seharusnya belajar?" Jauh lebih baik jika Anda bertanya baik-baik dan menawarkan bantuan untuk mereka," ucap Tracy.
Pastikan juga anak belajar di ruangan yang tenang dan tertata dengan penerangan memadai. Cek apakah mereka menghabiskan waktu tidur yang cukup dan tidak terganggu teknologi sebelum tidur.
Sementara, pakar pendidikan Hilary Wilce mewanti-wanti orang tua agar senantiasa mengingat bahwa nilai bukanlah segalanya dan hidup tidak tergantung pada satu nilai ujian. Ada banyak hal penting lain dibandingkan peringkat dan nilai akademis. Misalnya keterampilan khusus, kerja tim, dan jaringan pertemanan.
"Sangat penting bagi orang tua untuk menekankan bahwa mereka akan tetap mencintai anak-anaknya, apa pun yang terjadi dalam ujian," ujar Wilce.