Ahad 01 May 2016 15:18 WIB

Kecanduan Gim Bisa Sebabkan Kecanduan Pornografi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
  Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Orang tua tidak boleh melakukan pembiaran terhadap anak yang kecanduan gim. Karena anak yang telah kecanduan gim juga rentan kecanduan pada pornografi.

Konselor Pendidikan dalam Keluarga, Elyati Bahri mengatakan, ada dua penyebab mengapa anak mengalami kecanduan gim.  Pertama karena anak kurang perhatian dan yang kedua karena anak kurang kasih sayang.

Ketika orang tua bisa memenuhi rasa ‘haus’ anak akan perhatian dan kasih sayang, maka anak tidak akan mudah kecanduan gim. Maka ketika anak sudah mulai kecanduan gim, maka segera datangi terapis atau konselor agar hal ini tidak berlarut- larut.

“Karena dari kecanduan gim ini akhirnya bisa merembet pada kecanduan pornografi dan lain sebagainya. Ini menjadi kondisi yang sangat membahayakan bagi generasi bangsa Indonesia,” tegasnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Ahad (1/5).

Elyati juga menuturkan, jenis-jeni gim yang ada dan digandrungi anak-anak sekarang ini sifatnya sangat merusak. Seperti Mortal Combat, World of Warcraft dan lainnya yang sesungguhnya tidak layak untuk anak- anak.

Karena itu ia menyarankan orang tua --jika sang anak sudah sangat kecanduan gim--  dampingi anak saat main gim. "Ikutlah main gim dan kalau perlu dengan curiousity atau keingintahuan apa yang sebenarnya digemari anak," katanya.

Sehingga ketika anak sedang merasa senang, orangtua dapat masukkan sugesti bahwa ada aktivitas yang lebih menarik selain main gim. Seperti futsal, berkesenian dan lainnya.

Menurutnya, anak jangan selalu dimarahi karena kegemarannya bermain gim. Karena ini menjadi tidak efektif. Justru ketika orang tua membentak ‘jangan main gim terus!’ sebenarnya memprogram pikiran bawah sadar anak untuk tetap bermain gim.

Dia mengatakan, semakin sering anak dilarang dengan kekerasan, maka anak akan semakin defence atau anak akan semakin mempertahankan dirinya. “Karena itu penting bagi orang tua memiliki keterampilan komunikasi yang harus dilakukan pada anak,” tegasnya.

Elyati mengatakan kemampuan komunikasi ini bisa menyelamatkan anak untuk bisa tumbuh dan berkembang melalui masa remaja yang sehat baik secara pikiran, jiwanya maupun otaknya. Karena ada anak yang kecanduan gim, akhirnya terkena penyakit tipes karena tiga hari tidak makan hanya main gim. “Belum lagi dampak psikologis akibat kecanduan bermain gim ini,” tandas pakar Neuro Linguistic Programming (NLP) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement