REPUBLIKA.CO.ID, Kopi biasa akan terlihat lebih menarik dengan sentuhan latte art yang cantik dan unik. Untuk membuat latte art, biasanya membutuhkan bantuan mesin kopi besar ala kafe yang harganya tergolong mahal. Oleh karena itu, latte art lebih sering dinikmati di kafe-kafe atau kedai kopi saja.
Barista sekaligus pemenang dalam Latte Art Throw Down, Muhammad Aga, mengungkapkan penggunaan mesin memang dibutuhkan dalam pembuatan latte art. Pasalnya, proses pembuatan latte art membutuhkan tekanan dan uap panas untuk menghasilkan buih pada susu. Dengan begitu, susu ini akan dengan cantik dapat menghiasi berbagai kopi pilihan para pecinta kopi.
"Di kafe biasanya pakai susu segar, dipanaskan menggunakan mesin uap, jadi buih," terang Aga dalam peluncuran Nescafe Dolce Gusto Oblo di Lotte Shopping Avenue.
Akan tetapi, Aga mengungkapkan ada cara yang cukup mudah untuk membuat latte art dari rumah tanpa mesin uap. Untuk menghasilkan buih pada susu, susu segar bisa dipanaskan terlebih dahulu di atas kompor. Suhu yang digunakan untuk memanaskan susu harus dijaga dengan maksimal suhu sebesar 65 derajat Celcius.
Kunci untuk menghasilkan busa terletak pada penggunaan plunger pada alat french press. Susu yang telah dipanaskan bisa segera diletakkan di dalam wadah french press ini. Setelahnya, susu bisa dikocok hingga menjadi buih.
"Masukin ke sana lalu dikocok saja, untuk menimbulkan buihnya," ujar Aga.
Setelah berbuih, susu tersebut siap digunakan dalam teknik latte art untuk mempercantik kopi. Aga mengatakan teknik latte art ini tidak hanya bisa diaplikasikan pada latte saja. Cappucino, mocca hingga cokelat pun bisa menjadi pilihan untuk dihias dengan cantik oleh latte art.
"Latte art bukan berarti harus di caffe latte. Di Cappucino, mocca, itu bisa dibikin latte art. karena pada dasarnya latte art itu seni menuang susu," kata Aga.
(baca: Orang Korea Lebih Banyak Minum Kopi dari Makan Nasi)