REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Nama Colenak terdengar kekampungan. Namun, siapa sangka, nama jajanan yang berbahan dasar singkong ini kian moncer. Jajanan rakyat khas Bandung ini sudah naik kelas setelah menjadi salah satu menu suguhan di berbagai hotel dan restoran.
Sentra pembuatan colenak ini berada di Kabupaten Bandung, tepatnya di Kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang. Di dua kecamatan inilah, terdapat banyak warga yang menanam singkong yang kemudian dijadikan colenak.
Colenak merupakan kuliner yang berbahan dasar singkong lalu menjadi tape setelah difermentasi. Tape tersebut kemudian dibakar sebentar lalu dicocol ke dalam campuran gula merah dan kelapa parut. "Lebih enak kalau makannya dicampur dengan kopi," tutur Bupati Bandung Dadang Naser, Jumat (22/4).
Menurut Dadang, colenak saat ini perlu dimajukan dan dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Bandung. Bahkan, ia berencana membuat kafe di area Gedong Sabilulungan untuk memperkenalkan colenak pada wisatawan. "Di kafe itu nanti selain ada colenak juga ada kopinya," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang UMKM dan Perbankan Kadin Kabupaten Bandung Yus Hermansyah menyatakan saat ini jajanan rakyat bernama colenak memang sudah naik kelas. Sebab, kuliner ini sudah sering menjadi salah satu sajian di hotel-hotel, kafe dan restoran.
"Bahkan sekarang terbalik, kalangan menengah ke atas lebih tahu colenak dibandingkan warga pada umumnya," tutur dia.
Menurut Yus, colenak memang potensial untuk lebih dikembangkan lagi dan bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bandung. Apalagi, lanjut dia, colenak kini sudah masuk rekor MURI bahkan dunia, dalam kategori pembuatan colenak dengan total 375 rasa. Ada rasa madu anggur, stroberi, coklat, dan berbagai aneka lain.