Selasa 19 Apr 2016 23:12 WIB

Ini Tips Pengelolaan Uang dan Investasi Bijak untuk Mahasiswa

Rep: C26/ Red: Winda Destiana Putri
Uang
Uang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Investasi ternyata bukan hanya pilihan tepat bagi para pekerja yang telah memiliki penghasilan sendiri. Investasi seharusnya sudah dilakukan sejak dini bahkan saat masih menjadi mahasiswa.

Pakar investasi dari Universitas Indonesia Prita Hapsari Gozhie memaparkan pentingnya berinvestasi sejak mahasiswa. Termasuk tips mengatur keuangan agar dapat disisihkan untuk menabung.

Prita menyebutkan investasi sejak muda akan berpengaruh dalam kesuksesan meraih kebutuhan. Pasalnya investasi sangat berhubungan dengan apa yang menjadi tujuan seseorang.

"Kita hidup pasti punya tujuan kan. Investasi sedari muda nanti akan berpengaruh dalam kesukesan meraih kebutuhan hidup yang ingin dicapai. Misalnya seorang mahasiswa ada yang suka nonton konser, jalan-jalan, buka bisnis," kata Prita dalam seminar yang diadakan PT Pegadaian bekerja sama dengan Masjid Salman ITB bertemakan 'Bijak Berinvestasi di Usia Muda', di Aula Masjid Salman ITB, Kota Bandung, Selasa (19/4).

Ia menuturkan pengelolaan uang yang benar saat mahasiswa ada tiga hal. Pertama mengelola uang bulanan, kedua menabung atau investasi, dan yang terakhir beramal.

Dengan teknik pengelolaan demikian, ujar dia, mahasiswa dapat mengatur agar kebutuhan dan simpanan dapat seimbang dengan keinginan. Pasalnya ia menyebutkan saat ini kebanyakan mahasiswa menghabiskan uangnya jauh lebih besar pada pemenuhan keinginan dibanding kebutuhan dan tabungan. Padahal keduanya merupakan hal wajib menuju tujuan. 

"Pola pengeluaran remaja 54 persen untuk memnuhi keinginan. 28 persen menabung. Kebutuhan lain 11 persen. Lebih bnayak membuhi keinginan dibanding kebutuhan hidupnya," ujarnya.

Agar tidak kewalahan dalam mengatur keuangan, Prita memberikan sedikit tipsnya. Ia menyebutkan hal yang paling penting adalah pengaturan anggaran yang dimiliki. Baik merupakan uang bulanan dari orang tua atau pendapatan kerja sambilan.

Ia menyebutkan hal paling penting, adalah pencatatan pengeluaran harian. Sehingga dapat dievaluasi dan diantisipasi. Hal ini dapat dipermudah dengan tidak memiliki uang tunai. Uang elektronik dalam kartu debit jauh lebih membantu menekan pengeluaran.

Tips pengeluaran yang baik menurutnya adalah tidak melupakan amal, kebutuhan, dan investasi. Dari total keseluruhan uang bulanan, harus dianggarkan dengan baik untuk ketiganya. 

"Lima persen zakat sosial, punya biaya hidup maksimal 80 persen, selisihbya dipakai menabung dan investasi," ujarnya.

Yang paling penting, katanya, setelah ditotal anggaran kebutuhan maka sisanya langsung dipindahkan dari tabungan utama. Tentu seiring bertambahnya penghasilan atau uang bulanan, investasi atau tabungan harus lebih ditambahkan.

Investasi juga menurutnya perlu konsep yang matang. Bukan hanya semata-mata menyimpan uang yang dimiliki. Semua harus melihat tujuan keuangan yang diinvestasikan untuk apa.

Dengan begitu, ujar dia, dapat dipilih model investasi yang ingin digunakan. Tergantung keinginan, investasi dapat dibagi menjadi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Menurutnya jika digunakan untuk tujuan lebih dari 12 bulan, maka investasi disarankan tidak berupa tabungan. Melainkan investasi barang yang dapat dicairkan. Misalnya investasi emas logam mulia.

"Pertama keuntungan likuiditas (pencarian) rendah sehingga sangat mudah dijual. Selain itu resikonya juga sangat rendah karena mudah dilakukan dan semua tahu emas," ujarnya.

Ia mengatakan keuntungan berinvesasi sejak dini adalah tujuan hidup yang diinginkan lebih mudah tercapai. Sehingga tidak ada hutang ketika keadaan mendesak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement