Selasa 12 Apr 2016 08:39 WIB

Studi: Perokok Lebih Sulit Dapatkan Pekerjaan di AS

Larangan merokok
Foto: flickr
Larangan merokok

REPUBLIKA.CO.ID, Perokok memiliki peluang lebih kecil untuk memperoleh pekerjaan di Amerika Serikat dan ketika mereka mendapatkannya, mereka memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang bukan perokok.

"Bahaya kesehatan akibat merokok telah dilaporkan selama berabad-abad," kata Judith Prochaska di dalam satu pernyataan. Prochaska, Asisten Profesor di Stanford University, memimpin satu studi yang disiarkan pada Senin (11/4) dan mengungkapkan bahwa merokok bisa membuat perokok mengeluarkan lebih banyak uang dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

"Dan studi kami di sini memberi pandangan yang mendalam mengenai bahaya finansial dari merokok, baik dalam hak keberhasilan untuk memperoleh pekerjaan kembali maupun upah yang lebih rendah," katanya.

Berbagai studi sebelumnya telah memperlihatkan hubungan antara merokok dan pengangguran di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, tidak jelas apakah merokok adalah penyebab atau akibat dari pengangguran.

Di dalam studi baru tersebut, Prochaska dan timnya meneliti 131 perokok yang menganggur dan 120 orang yang bukan perokok dan menganggur pada awal studi. Perkembangan mereka diikuti sampai enam hingga 12 bulan kemudian. Selama 12 bulan, hanya 27 persen perokok mendapatkan pekerjanaan, dibandingkan dengan 56 persen orang yang bukan perokok. Dan di antara mereka yang mendapatkan pekerjaan dalam 12 bulan, perokok memperoleh penghasilan rata-rata lima dolar lebih sedikit per jam dibandingkan dengan bukan perokok.

Prochaska mengatakan perokok dan bukan perokok berbeda dalam sejumlah kondisi penting selain apakah mereka merokok. Perokok, misalnya, secara rata-rata lebih muda, berpendikan lebih rendah dan berada dalam kondisi kesehatan yang lebih jelek dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan perbedaan semacam itu mungkin mempengaruhi kemampuan pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan, kata wanita ilmuwan itu.

Setelah memantau variabel tersebut dan yang lain, mereka mendapati perokok masih menghadapi ketidakberuntungan yang besar. Angka perokok yang memperoleh pekerjaan kembali ialah 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok setelah 12 bulan, demikian hasil studi mereka.

"Kami mendapati bahwa perokok menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang bukan perokok," kata Prochaska. Temuan tersebut disiarkan di jurnal AS JAMA International Medicine.

(baca: Setop Merokok Bikin Gemuk? Coba Tips Ini)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement