REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB beker jasama dengan BPPD NTB dan Kemenpar RI menggelar Lombok Travel Mart 2016. Bursa pariwisata yang digelar di Lombok Plaza Hotel, Jl Pejanggik, Lombok itu berlangsung pada 8-10 April.
Sedikitnya 200 buyers mengikuti Lombok Travel Mart (LTM) 2016. Selain diikuti 5 buyers Australia, yang paling menarik bursa pariwisata ini dihadiri 100 buyers asal Malaysia, sisanya dari 30 provinsi di Indonesia. LTM 2016 ini hadir dengan format Business to Business, dan Business to Community.
Wagub NTB, H Muh Amin berharap pertemuan para pelaku bisnis pariwisata itu akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Lombok. Kini Lombok menjadi destinasi prioritas, karena itu akan ada banyak regulasi yang mendorong percepatan pembangunan dan kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia). "Kalau banyak wisatawan, ekonomi masyarakat jadi hidup, kesejahteraan pun meningkat," jelas Muh Amin saat membuka LTM 2016, dalam keterangannya yang diterima Ahad (10/4).
Menurut Ketua Panpel Badrun, hari pertama ada acara welcome dinner dan table top. Lalu para pelaku bisnis pariwisata itu diajak tour ke Pantai Pink (Pink Beach) untuk melihat sensasi pantai yang menjadi tepian hidupnya terumbu karang berwarna merah. Saat pecahan lembut coral merah itu bercampur pasir putih menghasilkan kombinasi warna pink yang unik.
Hari ketiga, kata Badrun, para pelaku usaha pariwisata itu diajak ke pusat kerajinan tradisional khas Lombok. Ada kain, ada mutiara, dan buatan tangan yang lain. JN Wirajagat Ketua DPD ASPPI NTB menambahkan, setiap tahun Lombok Travel Mart ini selalu memperkenalkan destinasi baru pada para buyer, agar mereka bisa bercerita kepada calon costumernya, tentang Lombok.
"Peserta kelihatan antusias dengan potensi pariwisata Lombok ini," ujar Leja Kodi, salah seorang panpel yang juga pengusaha travel ini. Acara yang diprakarsai oleh DPD ASPPI NTB (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia ) bekerjasama dengan BPPD NTB dan Kemenpar RI itu diharapkan bisa menjadi agenda tahunan yang makin kuat.
Menpar Arief Yahya berharap travel mart ini bisa menaikkan jumlah kunjungan ke Lombok. Pasar Malaysia, cukup potensial. Tahun 2015 lalu, originasi Malaysia menempati posisi kedua terbesar yang datang ke Indonesia, 1,7 juta wisman. Posisi pertama masih ditempati Singapore hampir 2 juta pengunjung. "Kalau ada 100 buyers Malaysia, itu menunjukkan pasar Malaysia untuk destinasi Lombok, bakal bergerak," ujar Menpar.
Australia juga pasar potensial untuk wisata bahari. Memang tidak ada ombak besar seperti Kuta, Plengkung Banyuwangi, Nias dan Mentawai untuk surfing di Lombok. Tetapi kualitas pantai, laut dan bawah laut Lombok tidak kalah dari yang lain. "Wisman Australia masih di 1,1 juta setahun. Deregulasi bebas visa kunjungan dari Australia akan terus kami promosikan, agar impact kunjungannya sampai ke Lombok," harapnya.