REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK – Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok, NTB terus mengalami perkembangan. Salah satunya, Desain Masjid Raya Mandalika sudah hampir komplet, mendekati 100 persen.
Rencananya, pada 22 April 2016, desain Masjid Raya Mandalika sudah diserahterimakan oleh konsultan PT PT Bita Aegis, yang mengerjakan desain masjid tersebut, untuk ditindak lanjuti ke level berikutnya.
“Saat ini telah dilakukan pekerjaan pengukuran, dan dalam tahap Penunjukan Kontraktor Pekerjaan Pemasangan Pagar Beton di lokasi Masjid,” ungkap Taufan Rahmadi, Anggota Tim Pokja 10 Top Destinas dalam keterangannya, Kamis (7/4).
Konsultan PT PT Bita Aegis itu, menurut Taufan, menghibahkan karya rancangan konsep desain masjid ke ITDC --Indonesia Tourism Development Corporation—Mandalika, yang mengelola KEK Pariwisata seluas 1.035 hektare itu.
Pagar beton masjid akan dibuat berbatasan langsung dengan warga masyarakat, yang paling dekat dengan penduduk, agar terjadi interaksi positif antara warga dengan KEK. “Begitu 22 April selesai, langsung masuk ke tahap penunjukan konsultan detail engineering design (DED) masjid, yang akan melengkapi Lombok sebagai “Negeri Sejuta Masjid” itu.
Perkembangan lain yang dilaporkan adalah Penambahan jumlah karyawan baru Tim Project Mandalika, yang akan berkantor di Rumah Mutiara Indonesia (RMI) dan Kantor Proyek Sunggung. Sambil menunggu RMI siap dipakai, tim baru Project Mandalika ITDC ditempatkan di Hotel De’Praya, dengan menyewa 1 ruang rapatnya untuk menjalankan aktivitas kantor.
Selain itu juga sentuhan akhir Penataan Pantai Kute Mandalika (beach walk, fasilitas retail kecil/UKM, landscape, dan lainnya). DED Pantai Kute yang berpasir lembut putih itu dijadwalkan selesai Mei 2016, dan action di lapangan akhir Juni 2016. “Senin, 11 April 2016 nanti, rencananya akan ada pertemuan dengan Satker PU Provinsi terkait Pekerjaan Detail Enginering Design Penataan Pantai Kute itu,” papar Taufan.
Menpar Arief Yahya terus memantau perkembangan KEK Mandalika, yang sudah dibebaskan lahannya sejak tahun 1987 itu. Lombok yang sudah dikenal sebagai Halal Destination, Halal Tourism, Family & Moslem Friendly itu harus segera bergerak, bahkan lebih cepat. Karena promosi ke mancanegara dengan originasi halal akan terus digeber. Jika destinasi halal yang disiapkan tidak kunjung “siap” akan menurunkan brand Lombok sebagai Halal Destination itu.
Menpar mengatakan, Lombok itu kuat dengan masjid-masjidnya. "Karena itu, saya sering menggunakan istilah Negeri Sejuta Masjid. Poinnya adalah, banyak masjid bagus, besar, bersih, dan terawat di sepanjang jalan di Pulau Lombok. Ini kekuatan besar,” kata Arief.
Menurut dia, satu-satunya cara untuk menonjolkan keunikan masjid-masjid besar itu adalah dengan lighting. Pencahayaan masjid di malam hari, yang harus dibuat wow. Ini akan menjadi atraksi tersendiri. Orang akan banyak jalan malam-malam hanya untuk menikmati lampu-lampu masjid yang keren. Ia berharap masjid di Mandalika bisa seperti Masjid Nabawi, Madinah, yang artistik dengan lampu sorot.
“Jika masjid-masjid itu segera dipasang lampu yang bagus, ini akan menjadi satu-satunya di dunia. Bisa dipromosikan secara global,” ungkap Arief. Menpar mengaku senang jika Masjid Raya Mandalika itu segera direalisasi lebih cepat. Diikuti dengan infrastruktur yang lain yang bisa didahulukan.
Menpar juga sudah meminta agar Lombok harus punya bursa ketemu buyer dan seller sendiri dalam kemasan International Halal Travel Mart di 2016. Dalam bursa itu bisa diundang tour and travel dari Singapura, Malaysia, Arab Saudi, UAE, Qatar, Mesir, India, bekas Uni Soviet di Selatan, termasuk Cina yang juga punya penduduk muslem.
“Jangan kalah cepat. Singapura saja punya, kok, bursa pariwisata halal. Lombok juga harus punya untuk mengukuhkan destinasi halal,” tegasnya.