REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat memang tidak memiliki potensi sumber daya energi dan mineral. Namun laiknya daerah lain di Indonesia, Mentawai memiliki potensi yang luar biasa di sektor pariwisata.
Mulai dari keindahan alam, seperti deretan pantai indah, serta tidak ketinggalan budaya yang beragam. Inilah yang coba diperkenalkan melalui Festival Pesona Mentawai 2016.
Acara yang akan berlangsung mulai 19 hingga 24 April di Pantai Mapadegat, Kecamatan Sipora Utara, Mentawai, Sumatera Barat, akan menampilkan seni budaya khas masyarakat Mentawai serta kompetisi surfing tingkat internasional yang dapat mendatangkan para peselancar (surfer) dunia.
"Mentawai sudah lama dikenal di dunia internasional sebagai destinasi wisata surfing kelas dunia," ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata dalam launching Festival Pesona Mentawai 2016, Selasa (3/4) malam di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Menpar menjelaskan, tidak kurang dari 70 sport surfing tersebar di Mentawai. Diantaranya Katiet spot Lance's Right yang menjadi tempat lokasi kompetisi. Ini merupakan titik paling favorit bagi para surfer profesional dunia yang datang setiap tahun ke Mentawai.
Selain kompetisi surfing internasional, kegiatan FPM 2016 akan diramaikan dengan festival seni budata masyarakat Mentawai. Di antaranya prosesi pengusiran roh jahat dan berbabagai ritual Sabulungan, sebuah warisan budaya yang memercayai adanya tiga roh penjaga alam.
Yakni Taikabagat Koat (roh yang berada di laut), Taikaleleu (roh di perbukitan, lembah dan hutan), serta Taikamanua (roh yang berada di langit).
Beberapa event bahari lainnya juga disiapkan, seperti jelajah panorama pesona hutan mangrove (mangrove tour), prosesi pelepasan anak penyu (tukik), serta penanaman terumbu karang.