REPUBLIKA.CO.ID, Stroberi adalah buah favorit yang tumbuh dan dibudidayakan di seluruh belahan dunia. Khusus di Jepang, buah merah berbintik dengan cita rasa masam ini ternyata sudah tercatat dalam sejarah sejak masa silam.
Berbagai stroberi disebutkan dalam The Pillow Book karya Sei Shōnagon yang ditulis antara tahun 990-an sampai 1000-an awal. Tertulis bahwa stroberi menjadi penganan yang dinikmati oleh Heian Imperial Court.
Jenis yang kini banyak dikenal di Jepang, yakni 'stroberi Belanda', pertama kali memasuki Jepang sekitar 1840. Waktu itu, sebagian besar masyarakat masih menjadikannya tanaman hias.
Budidaya stroberi diperkenalkan sekitar 1880-an, setelah Perang Dunia II. Kala itu, produksi rumah kaca meluas dan cukup terjangkau untuk masyarakat umum.
Sampai kemudian masyarakat jarang membudidayakannya sehingga komoditasnya jadi langka dan mahal. Itu digambarkan dalam adegan dalam drama pagi NHK tahun 2013, Gochisosan.
Dikisahkan pada periode Taisho akhir (1912-1926), tokoh protagonis drama yaitu Meiko mendapat kesulitan besar. Sebab, ia mencuri beberapa stroberi yang telah ditinggalkan sebagai persembahan di kuil Shinto.
Beranjaknya waktu, semua itu berubah dan Jepang menjadi produsen stroberi peringkat tujuh besar di dunia pada tahun 2013. Hampir semua produknya dikonsumsi secara domestik dengan varietas baru diperkenalkan hampir setiap tahun.
Wilayah budidaya stroberi yang terkenal yaitu Prefektur Tochigi dan Prefektur Fukuoka. Banyak produsen berlomba-lomba menghadirkan stroberi paling manis dengan nama-nama imajinatif seperti Beni Hoppe (pipi merah), stroberi putih Hatsukoi no Kaori (aroma cinta pertama), dan Bijin-hime (putri yang cantik).
Stroberi yang menjadi begitu populer kerap digunakan untuk bahan dasar permen, variasi mochi, hingga gula tradisional Jepang (wagashi) di awal Era Showa (1926-1989). Kini, stroberi premium digunakan sebagai hadiah dan memetik stroberi menjadi hobi populer di musim semi.