REPUBLIKA.CO.ID, WAKATOBI – Bupati Wakatobi Hugua menawarkan sebuah konsep untuk Badan Otorita Pariwisata (BOP) Wakatobi dengan menggabungkan semua potensi kawasan menjadi satu paket kekuatan yang bisa dijual bersama-sama.
“Cukup beli Wakatobi, sudah dapat Buton dan seluruh Sultra,” ujar Hugua dalam keterangannya, Senin (4/4).
Selama sembilan tahun terakhir, Hugua terus gencar mempromosikan empat pulau terbesar di Wakatobi, yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Destinasinya tunggal, keindahan bawah laut, koral, kura-kura, ikan, lumba-lumba, hiu dan semua yang berada di kedalaman.
Selain menawarkan wisata bahari bawah laut, masih banyak atraksi jika dikoneksi ke seluruh kawasan terdekat yang membuat Wakatobi semakin komplet, semakin kaya dengan objek wisata yang lengkap. Salah satunya, Hutan Lambusango di Kab Buton.
Setiap tahun 500-600 peneliti blusukan ke hutan suaka marga satwa yang masih asri itu. Mereka menginap di homestay. Mereka meneliti pohon-pohon raksasa, binatang dengan ribuan species, termasuk anoa, yang sejak dulu sudah menjadi objek penelitian Alfred Russel Wallacea. Tokoh yang telah mendeskripsikan batas-batas biologis kawasan zoogeografis yang dikenal sebagai Garis Wallace.
Hutan Lambusango sudah punya pamor di kalangan intelektual kampus di Inggris dan Eropa. Jarak kabupaten Buton dari Pulau Wangi Wangi hanya 45-60 menit dengan speed boat. Begitu pun dengan Baubau, yang juga berada di Pulau Buton, yang memiliki destinasi budaya, Kota Tua, punya benteng peninggalan Kasultanan Buton abad ke-16 yang masih utuh, di atas bukit, dan bisa leluasa mellihat teluk tempat lalulintas kapal.
Di Buton Tengah ada objek wisata goa-goa, sebutannya Kota 1.000 Goa. Lalu Buton Utara ada Hutan Ereke. Kab Muna punya jati terbesar di dunia. Daratan Kendari punya pantai, mangrove, taman nasional Rawa Aopa, air terjun Anoa dan binatang endemic lainnya. “Kalau ini digabungkan ke dalam koordinasi Badan Otorita, maka kami berjualan lebih banyak, untuk single destination,” jelas Hugua yang cocok dengan konsep single destination, single management, ditambah lagi multi attractions.
Menurut Hugua, BOP tidak lagi hanya menonjolkan satu daerah saja. Tidak hanya berjuang sendiri dengan pariwisata. Tetap, lanjut dia, banyak kawan, banyak tempat wisata dan disupport oleh Kemenpar. “Ini adalah mimpi kami sejak lama. Kami dengan bergerak sendiri saja sudah menancapkan image besar Wakatobi. Apalagi didorong bersama-sama,” papar dia.
Wakatobi berdasarkan UU No 29/2003 bulan Desember 2003 ditetapkan sebagai kabupaten, terpisah dari Buton. Luas areanya, 1,4 juta hektare, dengan 97% laut dan hanya 3 persen luas daratannya. Dari 142 pulau, hanya 7 pulau yang berpenghuni, dengan total jumlah penduduk hanya 112.000. Tidak besar memang, tetapi kaya dengan biodiversity di bawah lautnya. “Surganya diving ya di tempat kami ini, Wakatobi,” jelas Hugua.
Hugua menjelaskan, Wakatobi adalah the heart of triangle, pusat dari segitiga the most diverse ecological complex on the world. Pertama, Wakatobi pusat beraneka ragam coral terbanyak di dunia, lalu Amazon, dan Congo Basin. “Kami punya keanekaragaman hayati di bawah laut terbesar di dunia, 750 macam species coral, 942 ikan, di kawasan 118.000 hektar. “Kaledupa punya atol (pulau karang) terpanjang tanpa putus, 48 kilometer. Terpanjang di dunia,” kata Hugua.
“Wakatobi juga sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer bumi melalui siding MAB ke 24 di UNESCO, Paris, Juli 2012 lalu. “Karena itu, sejak dulu kami sudah menetapkan, leading sector-nya adalah ecotourism, berbasis marine and fisheries. Tagline kami: Underwater Paradise at The Center of Coral Triangle di tahun 2016 ini,” ungkap dia.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi prestasi dan reputasi yang sudah dibangun Bupati Hugua di Wakatobi. Kabupaten dengan 118 ribu orang itu pertumbuhan ekonominya sangat bagus, 13,67 persen, dengan income per kapita 5,6 juta. Penurunan angka pengangguran dari 10,6 persen menjadi 5,28 persen.
Begitupun penurunan angka kemiskinan juga signifikan, dari 24,56 persen menjadi 17,58 persen. “Pariwisata membuktikan, bisa dijadikan leading sector,” ujar Menpar Arief Yahya.