Rabu 30 Mar 2016 18:47 WIB

Taman Nasional Baluran Tawarkan Wisata Foto Pre-Wedding

Taman Nasional Baluran
Foto: antara foto
Taman Nasional Baluran

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI – Taman Nasional Baluran yang terletak di antara dua kabupaten di Jawa Timur, Banyuwangi dan Situbondo menawarkan konsep wisata foto pre-wedding.

“Taman Nasional Baluran sekarang sudah bisa digunakan untuk foto pre-wedding. Akses menuju ke sana sudah oke. Untuk kegiatan foto pre-wedding, pengunjung hanya ditarik tiket masuk Rp 15 ribu per orang plus membayar biaya kegiatan pre-wedding sebesar Rp 250 ribu per kegiatan per hari,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Baluran Emy Endah Suwarni, dalam keterangannya, Rabu (30/3).

Dengan biaya sebesar itu, Taman Nasional Baluran menawarkan sensasi gambar yang oleh warga setempat disebut Afrika van Java itu. Emy menuturkan, di musim kemarau, suasana serbakering, cokelat, vegetasi pepohonan yang meranggas, menanggalkan dedaunan. Savanna yang luas, rumput-rumput pendek yang mengering. Mentari kuat membakar film di kamera, dan menciptakan pencahayaan yang ekstra.

Tak heran jika Taman Nasional Baluran menjadi tempat favorit pengambilan gambar pre-wedding. Taman nasional ini yang memiliki luas 25 ribu hektare. Tinggal menentukan konsepnya, foto berlatar belakang merak, rusa, elang atau binatas yang bebas di alam. Latar belakang pantai pasir putih yang eksotis, dihias bebatuan granit hitam. Atau konsep foto dengan cakrawala di atas Selat Bali yang merah nyala. “Hasilnya, keren! Silakan di upload di instagram, pasti banyak yang nge-like,” tutur Emmy.

Asisten Deputi Wisata Alam dan Buatan Kemenpar, Azwir Malaon, menambahkan, ada competitive advantage dan comparative advantage dalam Taman Nasional Baluran. "Sejak Oktober 2015, kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengoptimalkan aset hutan dan taman nasional sebagai atraksi destinasi wisata yang memikat. Salah satunya ya dengan konsep wisata foto pre-wedding itu,” tutur Azwir.

Menurut Azwir, saat ini, tak hanya Taman Nasional Baluran yang dilirik Kemenpar dan LHK yang dikembangkan menjadi atraksi destinasi wisata yang memikat. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Rinjani, dan Taman Nasional Gunung Tambora juga ikut dipoles.

Azwir berpegang pada keinginan Menpar Arief Yahya, bahwa fungsi hutan itu harus dilestarikan, dikonservasi, agar habitat yang ada di dalamnya ikut lestari. Hutan itu sendiri tetap lestari, tidak dirusak, atau berkurang fungsinya sebagai hutan. “Karena itu Pak Menpar Arief Yahya selalu berpesan, agar alam itu terus dijaga keasliannya. Karena semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” ungkap dia.

Menurut dia, hutan harus memberi penghidupan yang lebih baik buat masyarakat di sekitarnya. “Karena itu, harus dikembangkan pariwisata di sana, dengan konsep STD Sustainable Development Tourism,” kata Azwir menirukan pernyataan Menpar Arief Yahya di berbagai forum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement